TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemukiman di Pasar Ikan, Kampung Luar Batang, Jakarta Utara kini telah rata dengan tanah.
Beberapa warga terlihat memadati puing-puing rumah yang bertahun-tahun sudah mereka tempati.
Bukan tanpa alasan, sebagian dari mereka mengais reruntuhan untuk mengumpulkan besi-besi tua.
Di dekat backhoe yang terlihat sedang memindahkan puing, seorang anak sedang menggergaji besi tua dengan tangan kecilnya.
Namanya Kinas (14), ia sedang berusaha mengumpulkan besi tua dari reruntuhan bangunan.
"Untuk makan," begitu kata Kinas saat ditanya Warta Kota di sekitar reruntuhan bangunan Kampung Luar Batang, pada Jumat (15/4/2016).
Orangtua Kinas memilih untuk mengambil jatah rusun yang terletak di Marunda.
Di sana, ia tinggal bersama Ibu dan seorang kakak.
Ia sengaja datang dari Rusun Marunda untuk mengumpulkan besi tua yang dihargai sebesar Rp 2.000 per kilogram dengan mengikuti rombongan lain.
Kinas terpaksa menghentikan pendidikan setelah ayahnya meninggal pada 4 tahun yang lalu.
"Berhenti, gak ada biaya," tutur Kinas.
Semasa hidupnya, ayah Kinas merupakan seorang nelayan, setelah meninggal perahu milik ayahnya dijual untuk biaya hidup sehari-hari.
Sedangkan kakaknya saat ini bekerja di pabrik konveksi.
Penggusuran kawasan Luar Batang menyisakan sepenggal kehidupan seorang anak memiliki cita-cita menjadi seorang pemadam kebakaran ini.
Kini, ia dipaksa untuk bertahan hidup dengan mengais reruntuhan bekas rumahnya sendiri.
Penulis: Rangga Baskoro