Life Could be Dream dibawakan oleh Aulia, Rahman, Jeremy, Bima aransemen Gusti Irwan Wibowo. Tepuk tangan meriah mengiringi penampilan yang digawangi Moses dkk tersebut. Bahkan tak jarang sambutan juga diberikan dari kursi penonton. "Wah keren, Moses sumpah!," seru suara dari deretan penonton.
You'll Be In My Heart dari film Tarzan disenandungkan oleh Bima, aransemen Rachel Levina terasa meriah dengan iringan orkestra Venka dkk. Bima pun tampak begitu menikmati aksi panggunya. Dikaruniai suara yang jernih, tampil dengan penuh percaya diri yang tinggi, rasanya nama Bima boleh dibilang attention seeker malam itu. Renyah, ciamik namun tetap menggemaskan.
Can You Feel The Love Tonight dari Lion King yang ditembangkan oleh Bima, Caleb & Choir, terasa betul-betul membawa penonton memaknai taburan cinta yang disebarkan oleh para musisi remaja SMK Percik malam itu. Dan lagi-lagi harus diakui, Bima Sandjaya Simatupang sukses mengantongi sambutan meriah dari penonton berkat aksi kocaknya menutup penampilannya malam ini.
Dan sebagai penutup, tepat pada pukul 21:00 WIB, SMM Choir membawakan hits super fenomenal dari film animasi Frozen, Let It Go yang dilantunkan oleh Lina, setelah sebelumnya digubah ulang oleh Savira.
Frozen sangat terkenal karena theme song-nya bagus banget. Ya, penonton Frozen sangat suka dengan lagu yang menjadi hit dari film Frozen jilid satui itu. Lagu Let It Go (dinyanyikan oleh Idina Menzel, pengisi suara Queen Elsa, tapi ada juga yang dinyanyikan Demi Lovato) yang sangat terkenal itu merupakan salah satu penentu sukses Frozen 1. Soalnya adegan Queen Elsa menyanyikan Let It Go memang sesuatu banget di Frozen-1
Makanya tepuk tangan langsung bergemuruh begitu Let it Go selesai disenandungkan oleh Lina, kendati ia sempat "tercekik" ketika mencoba menyesuaikan suaranya di nada pamungkas. Tak masalah, Lina, toh penonton sudah senang dan terhibur.
Bahkan, teriakan "once more, once more" berkumandang serentak dari bangku penonton sesaat Venka dkk mengakhiri lantunan musik yang menyertai Let It Go. Tetapi, malam semakin beranjak, dan anak-anak itu esok pagi sudah harus menjalani kesibukan kesehariannya lagi, belajar, belajar, belajar, dan juga bermusik. Mereka harus bergegas pulang.
Sebagaimana halnya saat mereka datang ke kawasan TIM itu secara bersama-sama dengan bus sore hari sebelumnya, mereka juga kembali ke asrama di Percik dengan bus yang sama. Bagaimana pun mereka adalah siswa-siswi "boarding-school" dari SMK Percik.
Mereka tinggal di asrama sepanjang Senin hingga Jumat, dan hanya Sabtu hingga Minggu tinggal di rumah masing-masing bersama orangtuanya, termasuk Venka, putri pertama dari Steven Setiabudi Musa, anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta.
Politikus PDIP ini juga yang memberi kontribusi besar dari suksesnya konser "The Infinity Dreamland" malam ini, dari sumbangsih yang diberikannya melalui "Poros Jakarta" dan "Posfilm", dua situs berita umum dan hiburan yang dimilikinya.
MINIM APRESIASI
"Proses kreatif mereka memang luar biasa. Mereka merencanakan, merancang dan melaksanakan konser ini nyaris tanpa dukungan banyak pihak, kecuali para pembimbing, guru-guru dan seniornya. Sayangnya proses kreatif mereka kurang mendapat apresiasi. Coba, dari belasan proposal yang disebar, mereka hanya dapat Rp 2 juta, padahal dana yang diperlukan sekitar Rp 22 juta, " urair Steven S Musa, orangtua dari Venka, yang malam itu bersama sejumlah temannya bersinar dari gesekan string-nya.
"Semangat anak-anak itu sangat luar biasa. Mendekati waktu konser si kakak sempat sakit selama delapan hari, pastilah dia nervous juga, sebab jadi sekretaris panitia. Karena konser itu mereka rencanakan dan rancang sendiri, ya, mereka-mereka itu juga yang jadi panitianya. Hebat."
Si kaka adalah sapaan kesayangan Venka. Malam itu, seusai konser, si kaka meluangkan waktu bersenda-gurau dengan papah, mamahnya, Sisca, dan adiknya, si ade. Begitu juga sahabat-sahabatnya sesama penampil, yang bersuka-cita dengan keluarga, sahabat dan teman-teman Percik-nya, yang pastinya merasa terhibur.