Laporan Wartawan WARTA KOTA, Mohammad Yusuf
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dan Bank Indonesia dengan menggandeng Bank DKI, meluncurkan kartu Jakarta One (JakOne).
Kartu tersebut, merupakan kartu untuk transaksi elektronik yang berkaitan dengan program dari Pemprov DKI Jakarta.
Peluncuran kartu tersebut digelar dalam acara 'Festival Smart City Smart Money' di Golf Driving Range, Senayan Jakarta Pusat, Kamis (2/6).
Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengatakan, kartu JakartaOne bisa menjadi fungsi kontrol saat pemberian bantuan terhadap warga.
"Contoh kita putuskan satu anak pemegang KJP boleh beli satu kilo daging sapi seharga Rp 39.000. Ya sudah, ini kartu mengontrol hanya satu kilo," katanya.
Untuk pembayaran tiket juga demikian. Bisa mengatur pengguna JakartaOne yang diberikan gratis pada jam atau hari tertentu.
Bahkan, termasuk yang ulang tahun juga bisa diatur untuk diberikan layanan gratis TransJakarta.
"Itu semua bisa kita kontrol di kartu. Kita nggak mungkin urusin 10 juta penduduk menggunakan manual. Jadi dengan ini, tap keluar masuk rusun, kita pakai kombinasi tempel kartu dan sidik jari, begitu nggak cocok nanti akan ada notifikasi ke kami," katanya.
Kartu ini, lanjut Ahok, akan membantu pihaknya untuk mendapatkan data yang benar. Salah satunya mengetahui jumlah penumpang bus Transjakarta.
Akan terdata koridor mana saja yang banyak penumpang dan tidak. Sehingga bisa menyesuaikan jumlah bus dengan kebutuhan.
"Kita bisa hitung berapa orang, jam berapa, jadi busnya mau ukuran besar, sedang, kecil, bisa kita atur sehingga tidak melakukan pemborosan buat DKI. Jadi tau persis bus gandeng ini rugi narik jam segini, kenapa nggak ganti yang lebih kecil, nah ini yang kita butuhkan data seperti ini," katanya.
Masyarakat digital
Sementara itu, Direktur Utama Bank DKI, Kresno Sediarsi, mengatakan, nantinya kartu tersebut bisa digunakan untuk berbagai kebutuhan, mulai dari pembayaran untuk TransJakarta, MRT, LRT, ERP, PTSP, RSUD, rusun, pajak, retribusi, dan lainnya.