TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jessica Kumala Wongso kerap didatangi biksu di rutan Pondok Bambu, Jakarta Timur, terlebih menjelang agenda sidang perdana hari ini.
Selain biksu dua orang pengacara atau kuasa hukum beserta ibunda sering mengunjungi rutan.
Kedatangan pihak pengacara makin intens dalam sepekan terakhir. Yakni untuk koordinasi sekaligus konsultasi persiapan jelang persidangan di PN Jakarta Pusat.
Kepala Rutan Pondok Bambu, Ika Yusanti mengatakan Jessica juga tidak pernah mengeluh selama di dalam rutan. Kondisi psikisnya juga stabil, namun tersangka kasus dugaan pembunuhan Wayan Mirna Salihin tersebut makin rajin beribadah.
"Selama di rutan, Jessica tidak pernah mengeluh soal kondisi psikisnya. Dari pantauan kami, dia baik-baik saja. Justru dia rajin ibadah di Vihara dalam Rutan," ujar Ika.
Menurut Ika, Jessica melakukan ibadah di Vihara bersama para tahanan lain yang juga menjadi penghuni Rutan Pondok Bambu.
Jessica menjadi penghuni Rutan Pondok Bambu sejak 27 Mei 2016 atau sejak kasus yang ditangani Direskrimum Polda Metro Jaya dilimpahkan ke Kejaksaan Negeri Jakarta Pusat.
Saat awal menjadi penghuni Rutan, Jessica ditempatkan di kamar sel Mapenaling (masa perkenalan awal lingkungan) seluas 5 x 8 meter persegi bersama 20 tahanan kasus kriminal umum lainnya.
Di sel berkapasitas 10 tahanan itu, Jessica tidur beralas matras dan berdesakan dengan 20 tahanan lainnya, termasuk teman lamanya sewaktu di Rutan Mapolda Metro Jaya.
Sejak saat itu, ia tidak diperkenankan meninggalkan selnya. Terkecuali jika ia mendapat kunjungan dari keluarga atau kuasa hukum, atau hendak beribadah di vihara.
Baru pada 6 Juni 2016 atau awal bulan Ramadan menjadi hari 'pembebasan' Jessica dari sel Mapenaling. Pihak Rutan lalu memindahkannya ke blok hunian, yakni blok Dahlia B.
Di sel barunya berukuran sekitar 4x6 M2, Jessica juga tidak mendapatkan fasilitas khusus. Ia tetap tidur beralas kasur tipis dan berbagi tempat dengan 15 tahanan lain.
Sementara, tahanan yang juga merupakan tahanan titipan Polda Metro Jaya lainnya dipindahkan ke blok hunian terpisah darinya.
Jessica kerap meninggalkan sel untuk beribadah ke Vihara.
"Kalau ada Biksu yang datang ke Vihara Rutan, Jessica juga ikut datang," terang Ika Susanti.
Selama hampir dua pekan menjadi penghuni Blok Mapenaling dan Blok Dahlia, Jessica sudah bisa beradaptasi dengan kondisinya sebagai tahanan Rutan Pondok Bambu.
"Saat dia masih di Blok Mapenaling, saya sempat bertemu dan ngobrol dengan Jessica. Saya tanya kondisinya bagaimana, bisa tidur atau nggak, teman-temannya bagaimana?" kata Ika menceritakan pertemuannya dengan Jessica.
"Saat itu baru mulai bulan Ramadan, dia bilang, 'Di sini kompak, Bu'. Saya tanya kenapa? Katanya, 'Karena yang muslim sekitar delapan orang yang mau salat berbagi tempat di dalam kamar (mapenaling). Jadi tidak ganggu. Saya tanya dia, 'Berantem nggak'. Katanya, 'Kita baik-baik aja, Bu'. Dan ngaku bisa tidur kok meski waktu malam awal masuk dia sedikit stres. Yah, mudah-mudahan bisa terus beradaptasi," sambungnya.
Dipantau CCTV
Ika juga telah memerintahkan anak buahnya untuk memantau perkembangan Jessica dengan memantau kamera pengawas CCTV dan dengan patroli keliling ke blok tempatnya ditahan.
Namun, sejauh ini belum ada laporan terjadi perubahan perilaku yang signifikan dari Jessica selama di sel.
"Sampai dengan saat ini kondisinya stabil," ujarnya.
Menurutnya, sekali pun ada gejala perubahan psikis dari Jessica, maka hal itu perlu dilakukan observasi mendalam oleh ahli psikologi atau psikiater dari luar rutan selama dua minggu untuk mengetahui dia stres/depresi atau tidak.
Perubahan psikis seorang tahanan biasanya terjadap pada saat menjelang persidangan perdana dan setelahnya.
"Karena di Rutan tidak ada psikolog atau pendamping psikis khusus, biasanya kami lakukan kontrol jika terdapat gejala perubahan psikisnya. Nanti di dirujuk ke dokter klinik rutan dan seterusnya dimintakan psikolog dari luar untuk datang ke rutan untuk memeriksanya," jelasnya.
"Tapi, selama beberapa hari ini tidak ada keluhan tentang kondisi psikis Jessica. Dari pantauan kami, dia baik-baik saja," sambungnya.
Selain itu, Ika selaku orang nomor satu Rutan Pondok Bambu juga belum mendapatkan keluhan langsung dari Jessica maupun teman satu selnya, baik soal makanan, perilaku maupun upaya intimidasi dari tahanan lain kepada Jessica.
"Saya kurang tahu apa dia punya teman akrab atau tidak dengan sesama tahanan lain. Dia dengan tahanan yang juga dari polda belum bisa dibilang teman akrab. Apalagi sekarang blok huniahnya terpisah," kata Ika.
"Dan setahu saya, dia nggak ada keluhan soal dia di-bully oleh tahanan lain. Mungkin di blok ada tapi belum sampai laporannya ke saya, bisa jadi. Karena mungkin Jessica nya dan tahanan satu selnya pada diam-diam. Nanti saya tanya ke Jessica nya langsung dan ke teman-temannya, apa Jessica juga suka bengong atau tidak," tukasnya.
Siap Jalani Sidang
Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat akan menggelar sidang perdana kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin hari ini.
Sidang beragenda pembacaan dakwaan itu berlangsung di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat sekitar pukul 11.00 WIB.
Bagaimana kesiapan tim kuasa hukum Jessica Kumala Wongso menghadapi persidangan tersebut?
Andi Jusuf, salah satu kuasa hukum Jessica Kumala Wongso, mengatakan tim kuasa hukum dan terdakwa siap menghadapi persidangan.
"Ya kami siap, nanti sidang jam 11.00 WIB," tutur Andi.
Dia menjelaskan, pihaknya sedang mempelajari dan mendiskusikan mengenai salinan dakwaan yang telah diterima dari pihak kejaksaan.
"Kami baru mendapat salinan dakwaan dari jaksa. Kami akan membicarakan dulu dengan tim kuasa hukum. Kami membicarakan sesuai dakwaan yang diterima," tuturnya. (coz/gle/wly)