TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama, beken disapa Ahok, tidak terlalu memusingkan mengenai lima bekas relawan Teman Ahok yang berbicara kepada media tentang keburukan Teman Ahok.
Menurut Basuki, lima relawan eks Teman Ahok itu bisa dikategorikan sebagai penyusup karena ternyata terafiliasi kepada salah satu organisasi kemasyarakatan dan ormas tersebut dekat dengan salah satu partai politik.
"Mungkin 'penyusup' atau apa kita nggak tahu. Jadi jelas kan? dia juga sudah ngaku kok dia orang ormas apa gitu," kata Basuki Post di Office Building Fatahillah Square, Kota Tua, Jakarta, Sabtu (25/6/2016).
Basuki bercerita pada dasarnya kelima orang tersebut berbuat curang.
Mereka ketahuan lantaran terlacak sistem memalsukan sejumlah KTP untuk mendukung pencalonan Basuki dengan Heru Budi Hartono.
Menurut Basuki, sistem akan mengecek kembali atau mengonfirmasi kepada si pemilik KTP mengenai dukungannya kepada Basuki-Heru.
Dengan sistem tersebut, si pemilik KTP akan memberikan tanggapan jika memang pada dasarnya mereka tidak pernah memberikan KTP untuk pencalonan Basuki-Heru dari jalur perseorangan.
"Misalnya dia nyatut nama kamu. Otomatis Teman Ahok akan kirim notifikasi, begitu kamu merasa tak pernah merasa tanda tangan isi form kamu pasti protes dong. Di situlah ketahuan," ujar bekas bupati Belitung Timur itu.
Sebelumnya lima bekas Teman Ahok yakni Paulus Romindo, Richard Soekarno, Dodi Hendardi, Kusnu Nurul dan Della Novianty memberikan keterangan pers terkait pengumpulan satu juta KTP untuk Basuki-Heru.
Mereka membeberkan dugaan manipulasi salinan KTP untuk mengejar taget pengumpulan KTP 140 lembar setiap pekan.
Mereka juga mengaku dibayar untuk mengumpulkan KTP.
Richard sendiri diketahui pernah berfoto mengenakan baju PDI Perjuangan dan menghadiri acara relawan Posko Perjuangan Rakyat (Pospera) untuk mendukung pencalonan Joko Widodo-Jusuf Kalla pada Pilpres tahun 2014.
Pospera diketahui dibawah kendali Anggota DPR RI dari fraksi PDI Perjuangan.