TRIBUNNEWS.COM, DEPOK - Pihak pengelola Pribadi Bilingual Boarding School (Sekolah Pribadi Depok) telah melayangkan surat penjelasan kepada seluruh orangtua siswa terkait tudingan Pemerintah Turki.
Sekolah Pribadi Depok, salah satu dari sembilan sekolah yang dituding Pemerintah Turki merupakan lembaga pendidikan terkait dengan Organisasi Teroris Fethullah (FETO).
FETO adalah sebutan dari Pemerintah Turki untuk para pengikut ulama Fethullah Gulen yang dituding sebagai aktor intelektual kudeta beberapa waktu lalu, dimana aksinya tersebut gagal menumbangkan Pemerintahan Presiden Erdogan.
Kepala Sekolah Pribadi Depok Maman Firmansyah mengatakan, pemberian penjelasan kepada orangtua siswa telah dilakukan sekolah melalui surat dan menyertakan keterangan penyataan dari pemerintah bahwa tidak ada penutupan sekolah.
"Orangtua banyak yang bertanya, satu pertanyaan yang banyak itu, apakah sekolah ini benar-benar ditutup?, sehingga setelah ada surat dari sekolah, orangtua siswa bisa nyaman dan lega," kata Maman di Sekolah Pribadi Depok, Jakarta, Sabtu (30/7/2016).
Menurut Maman, pemilik saham Sekolah Pribadi Depok tidak ada yang berasal dari Turki ataupun dari negara lain, tetapi semuanya murni orang Indonesia.
Bahkan, mata pelajarannya pun semuanya menerapkan kurikulum yang berlaku di Indonesia.
"Kami sekolah umum, kurikulumnya juga nasional seperti lainnya, tapi yang kami kuatkan pembelajaran matematika dan sains dengan kata pengantar bahasa Inggris," tutur Maman.
Lebih lanjut dia mengatakan, Sekolah Pribadi Depok memang pernah bekerjasama dengan Pasiad, sebuah lembaga swadaya swasta dari Turki dan telah diketahui serta mendapatkan rekomendasi resmi dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia.
"Tapi sekarang sudah tidak kerjasama, sejak 1 November 2015, sehingga tidak ada lagi hubungan secara kelembagaan dengan lembaga Pasiad dari Turki," ujar Maman.
Sekolah Pribadi Depok saat ini memiliki 102 siswa Sekolah Dasar (SD), 71 siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan 106 siswa Sekolah Menengah Atas (SMA).