Jika dirinci, Rp 20.000 dari Rp 40.000 itu disetorkan ke pengelola gedung. Dan Rp 10.000 menurut Aje, sudah jadi jatah seseorang yang biasa mereka panggil Pak Budi, oknum anggota TNI AL yang bertugas di Marinir Cilandak.
"Bukan kita mau ngasih mahal, tapi ya memang segitu dari dulu. Parkir di Kemang enggak ada yang lebih murah dari Rp 20.000. Kalau ada yang lebih murah itu mungkin waktu Kemang masih rawa," seloroh Aje.
Kompas.com melihat dari tampilannya, mereka tak berseragam, dan tidak memberi bukti karcis. Namun satpam gedung tak ada masalah dengan kehadiran mereka.
Pengunjung lain, Diska, berharap parkir di Kemang lebih tertib dengan pihak gedung atau pengelola sebagai penanggungjawabnya.
"Sama kayak kita ke mal ada karcis, kita ke sana jelas bayarnya ke pengelola parkir resmi. Jadi biar bayar mahal enggak masalah karena dijamin kan?" ujarnya.
Pengelola Hangover di Kemang menilai parkir tersebut adalah hal yang biasa. "Biasa anak-anak Kemang, kalau pake valet bisa Rp 40.000 sampai Rp 50.000," ucap Victor.
Oknum TNI AL
Sementara itu, Kepala Dinas Penerangan TNI AL Kolonel Edi Sucipto memastikan tidak ada kebijakan dari TNI AL untuk ikut memungut perparkiran di Kawasan Kemang. Ia berjanji akan melakukan pengecekan terkait oknum yang dimaksud.
"Yang pasti tidak ada kebijakan kedinasan Pimpinan di TNI AL termasuk Marinir di dalamnya seperti yang disampaikan. Prajurit marinir di Jakarta jumlahnya ribuan. Mungkin kami perlu crosscheck," ucap Edi ketika dikonfirmasi.
Penulis : Nibras Nada Nailufar