Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tujuh partai politik membentuk koalisi kekeluargaan untuk memumnculkan calon penantang bagi Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam Pilgub DKI 2017.
Anggota Dewan Pakar NasDem Taufiqulhadi menilai koalisi tersebut tidak serius.
"Menurut saya, kalau mau membentuk koalisi itu harus tertakar secara baik. Harus ada tujuan yang sudah dipastikan. Harus ada tokoh yang diusung secara jelas. Jadi menurut saya ini koalisi main-main saja. Rugi sendiri nanti. Itu menurut saya," kata Taufiqulhadi, Selasa (9/8/2016).
Ia menilai pembentukan koalisi dibentuk atas dasar mengusung seseorang menjadi calon kepala daerah.
Anggota Komisi III DPR itupun mempertanyakan pembentukan koalisi tersebut sebab tujuh partai itu belum mengusung seseorang untuk Pilkada DKI Jakarta.
"Nah, menjadi heran, koalisi ini untuk apa? Karena ini bukan (mendukung seseorang). Menurut saya ini koalisi gamang saja," katanya.
Tujuh partai PDIP, PPP, PKB, Demokrat, PAN, Gerindra, dan PKS dianggapnya gamang karena Ahok sudah terlalu jauh berada di depan.
"Lantas karena gamangnya mereka membentuk koalisi, padahal mantennya belum ada," kata Taufiqulhadi.
Menurut Taufiqulhadi, seharusnya koalisi tersebut menentukan terlebih dahulu calon yang akan diusung dalam Pilkada DKI Jakarta.
Taufiqulhadi pun menyarankan agar ketujuh partai itu bergabung dalam koalisi pendukung Ahok.
Pasalnya, Ahok sudah dicalonkan tiga partai.
"Mereka kan tidak ada calonnya. Lantas untuk apa membuat koalisi. Lebih baik buat saja mendukung Ahok, kan selesai," katanya.