TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Enam partai politik di luar yang mencalonkan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat belum berhasil menentukan kandidat calon gubernur dan wakil gubernur yang akan diusung di Pilgub DKI 2017.
Padahal pendaftaran pasangan calon di Pilgub DKI terakhir besok, Jumat (23/9/2016).
Keenam partai politik itu adalah PAN, Demokrat, PPP, PKB, PKS dan Gerindra.
Pengamat Politik Said Salahudin mengatakan bisa dimaklumi jika keenam partai itu belum memutuskan siapa penantang Ahok-Djarot di Pilgub DKI.
Karena tidak mudah bagi partai-partai diluar pendukung Ahok untuk menyepakati satu nama pasangan calon.
Pastilah banyak faktor yang perlu dihitung dan dikompromikan diantara mereka.
Said melihat baru pada satu hal saja keenam parpol bersepakat.
Yaitu kesepakatan untuk tidak memberikan tempat kembali kepada Ahok untuk menduduki jabatan Gubernur DKI Jakarta.
Sedangkan untuk nama calon yang hendak diusung mereka baru sekedar mampu mengerucutkan sejumlah nama kandidat.
"Khusus nama calon wakil gubernur sepertinya tidak akan lari dari Sandiaga Uno," ujar Said kepada Tribunnews.com, Kamis (22/9/2016).
Kalau pun masih muncul nama-nama lain seperti Saifullah atau Agus Yudhoyono, kata dia, itu hanya disiapkan sebagai cadangan untuk posisi calon Wakil Gubernur apabila keenam parpol itu akhirnya gagal berkongsi.
Nah yang masih tarik-menarik, kata dia, untuk posisi calon gubernur sebab yang menguat sekarang adalah Yusril Ihza Mahendra dan Anies Baswedan.
Sementara Gerindra, kata Said, lebih condong mencalonkan Anies Baswedan.
"Itupun masih ada usulan agar posisinya dibalik, Sandiaga calon gubernur dan Anies calon wakil gubernur," ujarnya.
Kalau keenam parpol setuju Anies calon gubernur maka otomatis Yusril terpental walaupun sebelumnya pakar hukum tata negara tersebut sudah dapat lampu hijau dari Demokrat, PPP, dan PKB.
"Kalau saya perhatikan, intinya sih masing-masing parpol sudah tidak berdebat lagi apakah Anies, apakah Yusril, bisa mengalahkan Ahok. Untuk soal itu tampaknya mereka yakin siapapun yang akan diusung diantara keduanya pasti bisa mengalahkan Ahok," jelasnya.
Hanya saja masing-masing parpol itu sedang berhitung jika Anies atau Yusril menang, lalu apa untung-ruginya bagi mereka secara politik di Pemilu 2019.
"Jadi kata kunci dari belum akurnya mereka itu sebetulnya disitu. Tidak bisa dipungkiri, Pilkada 2017 adalah momentum bagi parpol untuk meningkatkan peluang mereka di Pemilu 2019. Jangan lupa, tahapan Pemilu 2019 sudah dimulai pada 2017," paparnya.
Mengenai munculnya nama Agus Yudhoyono sebagai calon gubernur, Said mengatakan masih berat untuk menjual sulung mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Pilkada DKI.
"Kalau boleh menyarankan sih lebih baik dia fokus saja di militer sampai dapat bintang," jelasnya.