Sosok yang perlu diwaspadai pasangan Ahok-Djarot adalah Anies Baswedan dan Sandiaga Uno. Hal itu lantaran sebelumnya, Anies pernah menjadi tim sukses Jokowi-JK yang sukses menduduki kursi pemerintahan.
"Bukan tidak mungkin, jurus yang kala itu digunakan kembali dipakai untuk kemenangan Pilkada 2017," kata Kris.
Kris menjelaskan, dengan hadirnya calon gubernur yang tak terbaca itu, pilkada 2017 akan berlangsung sengit. Meski pun Ahok saat ini dijagokan karena dinilai kuat, namun hal itu tak bisa menjadi pegangannya.
"Lima tahun lalu Fauzi Bowo juga dianggap kuat, namun rontok dengan kehadiran Jokowi yang kala itu tak bisa diperhitungkan. Jadi Ahok harus waspada," katanya.
Elektabilitas Ahok yang saat ini terus memudar dan sudah mencapai 42 persen, menandakan gubernur petahana ini mulai goyah.
Apalagi, citra negatif yang selama ini ditonjolkan mantan bupati Bangka Belitung ini, terus mengusik pemandangan warga Jakarta.
"Cuma yang pasti, warga mengharapkan masing-masing calon akan rukun karena akan tercipta kedamaian. Pendukung juga diminta jangan 'lebay'," kata Kris.
Oleh Pengamat politik dari Lingkar Madani untuk Indonesia, Ray Rangkuti, melihat pasangan ini akan merebut pangsa pasar yang belum memilih pilihan ke Ahok. Dan pangsa pasar itu relatif homogen. Yaitu pemilih yang memiliki alasan tdk memilih Ahok-Djarot karena keyakinan.
Banyak pihak juga menilai kemunculan Anies sebagai penantang Ahok tentu tidak bisa dianggap enteng. Karena selain disokong oleh Partai Gerindra, ia juga diusung oleh PKS, partai yang memiliki basis kader yang cukup kuat di DKI Jakarta.
Bisa dilihat pada Pilkada DKI 2007, PKS mampu tampil sendiri dengan mengusung Adang Daradjatun dan Dani Anwar melawan pasangan Fauzi Bowo dan Prijanto, yang didukung oleh banyak partai politik. Meski harus menelan pil pahit, namun perolehan suara PKS cukup siginifikan.
Ia memperoleh suara sebesar 1.535.555 (42,13%) dan pasangan Fauzi Bowo dan Prijanto 2.109.511 (57,87%).
Bila melihat hitung-hitungan jumlah suara gabungan Partai Gerindra dan PKS pengusung Anies–Sandiaga sebesar 1.016.958 suara. Yang terdiri dari 592.558 suara untuk Gerindra dan 424.400 suara pemilih PKS.
Selain itu jika mengacu pada hasil survei Poltracking Indonesia dua hari lalu, diketahui elektabilitas pasangan Anies-Sandiaga mendapatkan 36,4%, sementara incumbent Basuki-Djarot 37,2%.
Anies-Sandi dinilai lebih kompetitif melawan incumbent.