Dalam jumpa pers ini, Amir Papalia mengaku penasaran dan curiga dengan kasus tewasnya Mirna setelah menyaksikan tayangan berita dan pertemuan orang mirip Arif-Rangga bertemu yang dilihatnya. Ia curiga Jessica bukan orang meracuni Mirna dengan sianida ke dalam es kopi, melainkan orang dekat.
Bermodal jatidiri sebagai wartawan Divisi Hukum Mabes Polri, Amir melakukan pencarian keberadaan Jessica dan keluarga, pengacara Jessica, serta keluarga korban, Edi Darmawan Salihin.
Itu dilakukannya juga karena ingin menginformasikan kecurigaannya orang dalam terlibat pembunuhan Mirna sebagaimana pertemuan orang mirip Arif dan Rangga yang dilihatnya.
Ia mengaku telah mendatangi komplek kediaman Jessica di Sunter, Jakarta Utara. Namun, ia hanya bertemu dengan Ketua RT setempat, Paulus. Sang Ketua RT membantunya menghubungi pengacara Jessica, Yudi Wibowo. Namun, Yudi tak mengangkat telepon Paulus.
"Itu sekitar empat hari kemudian, kan Jessica sudah disorot terus. Bisa tanya ke Pak RT, Pak Paulus. Jadi, saya sudah dari Januari, bukan baru sekarang saya buka," katanya.
Ia juga mengaku mencoba cari tahu alamat rumah Mirna dan nomor kontak ayahanda Mirna, Edi Darmawan Salihin. Namun, upayanya itu tak membuahkan hasil.
Lantas, ia memutuskan mendatangi kafe Olivier untuk menemui dan mengkonfirmasi Rangga sebelum polisi menggelar rekonstruksi perkara. Namun, ia tidak bisa menemui Rangga dan hanya diterima oleh manager kafe.
Amir menanyakan manager tersebut tentang keberadaan Rangga pada 5 Januari 2016 sekitar pukul 16.00 WIB serta kendaraan yang biasa dikendarai Rangga. Dan manager tersebut mengakui Rangga tidak berada di kafe Olivier pada saat itu.
"Lalu saya tanya, kalau tidak ada, yang di sana (depan Sarinah) waktu itu siapa. Lalu saya tanya lagi, apakah dia pakai baju kotak-kotak. Lalu, saya berapa (plat nomor) motor atau mobilnya," kata Amir mengulangi pertanyaannya ke manager kafe Olivier.
Belum semua pertanyaan dijawab oleh manager tersebut, Amir mengaku didatangi dan dibawa polisi ke Mapolda Metro Jaya. Lantas, ia diperiksa polisi tentang asal-usul dan keperluannya mencari-cari Rangga di kafe tersebut.
Ia mengaku ke polisi sebagai wartawan dari Divisi Hukum Mabes Polri tabloid Bharindo. Namun, ia tak mengantongi kartu identitas wartawan maupun surat penugasan dari kantor kerjanya.
"Waktu itu ID saya masa berlakunya habis. Karena saya bagian pengembangan nggak perlu surat penugasan. Tapi, saya bisa pertanggungjawabkan," kata dia.
Ia mengaku saat itu telah menginformasikan tentang pertemuan pria mirip Arif dan Rangga yang dilihatnya kepada polisi. Namun, tidak direspon.
"Saya sampaikan itu, tapi tidak direspon. Lalu katanya pulang saja lah pak. Saya yang minta pulang. Di situ ada dua jam," ujarnya.