News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Demo di Jakarta

GNPF-MUI: Aksi 4 November Berlangsung Damai Meski Disusupi Provokator

Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aksi Bela Islam II pada 4 November 2016 berlangsung damai meski disusupi provokator yang kecewa jika berlangsung damai.

Demikian dikatakan Ketua Gerakan Nasional Pembela Fatwa-Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) KH. Bachtiar Nasir dalam jumpa pers di Restoran Pulau Dua, Senayan, Jakarta, Sabtu (5/11/2016).

"Lautan manuasia yang menyesaki jalan-jalan protokol di jantung ibu kota terutama di sekitar Bundaran HI, Tugu Tani, Masjid Istiqlal, Patung Kuda hingga depan istana semuanya terkendali," kata Bachtiar Nasir.

Dalam jumpa pers tersebut, Bachtiar Nasir didampingi Habib Rizieq Syihab, KH Misbahul Anam,KH. Muhammad Zaitun Razmin dan Munarman.

Bachtiar mengakui hasil perundingan oleh perwakilan aksi tidak memuaskan.

Pasalnya, Presiden Joko Widodo tidak bersedia menerima dan tidak berada di istana.

"Tetapi peserta aksi bisa menahan diri dan tetap berada dalam koridor dan Komando Aksi Damai," kata Bachtiar Nasir.

Ia menegaskan besarnya jumlah peserta yang ikut dalam aksi menuntut Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menjadi syiar Islam.

Hal itu membuktikan ummat Islam di Indonesia bersatu untuk kebaikan bangsa dan negara melalui jihad konstitusi.

Mengenai insiden penembakan gas air mata dan peluru karet di depan istana, lanjut Bachtiar, tak dapat dihindarkan.

Akhirnya massa beralih ke depan Gedung MPR/DPR dengan tertib.

"Para Habaib dan ulama saat itu masih berada di atas panggung orasi dan terkena gas air mata," kata Bachtiar.

Bachtiar mengatakan aksi damai masih sesuai koridor hukum berdasarkan UU 9/1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum.

Aksi itu, katanya, juga tak melanggar peraturan Kapolri mengenai batas waktu penyampaian pendapat di depan umum pada pukul 18.00 WIB.

Sebab, proses negosiasi antara perwakilan peserta oleh Ustadz Arifin Ilham masih berlangsung dengan Menkopolhukkam Wiranto.

"Namun tiba-tiba terjadi aksi provokasi oleh pria berbaju batik dan kaus putih hitam disertai penembakan gas air mata," kata Bachtiar.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini