News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Demo di Jakarta

Penolak dan Relawan Ahok Berhadap-hadapan di Ciracas

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ahok didemo warga saat blusukan di Ciracas, Jakarta Timur, Selasa (15/11/2016).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketika calon gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan dua, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, berkampanye di Jalan Centex, Ciracas, Jakarta Timur, Selasa (15/11/2016), dua kelompok warga saling berhadapan dan melakukan provokasi.

Sekelompok orang dengan berbagai atribut penolakan terhadap Ahok berkumpul di lapangan bagian Gang Sopan.

Sementara Ahok dan rombongannya masuk ke lapangan dari Gang Mandiri. Jarak antara kedua belah pihak sekitar 200 meter.

Begitu mengetahui Ahok dan rombongan sudah tiba, orang-orang yang menolak Ahok itu berlari ke arah lokasi kampanye.

Baca: Warga Ciracas Usir Penolak Ahok dengan Lagu Kebangsaan

Baca: Dihadang Sekelompok Orang di Ciracas, Ahok Cuek

Namun, mereka diadang anggota kepolisian dan relawan berbaju kotak-kotak serta beratribut Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P).

"Ini kampung kami juga. Itu tuh provokator," kata seorang dari kelompok penolak Ahok menunjuk ke salah seorang relawan Ahok.

Mereka meminta Ahok agar cepat menyelesaikan kampanyenya di situ.

Polisi mencoba menenangkan orang-orang yang menolak Ahok itu.

Namun, seorang relawan Ahok yang berkemeja kotak-kotak mengajak relawan lainnya untuk melawan mereka.

Para relawan merasa punya hak yang sama untuk membela calon yang mereka dukung.

"Woi... maju semuanya yang pakai baju partai. Jangan takut," kata seorang relawan.

Relawan juga menyanyikan yel-yel untuk menghalau orang-orang itu.

"Siapa kita... Siapa kita.. PAC Jakarta Timur," begitu yel-yel para relawan.

Ketegangan antar dua pihak itu terus berlanjut hingga Ahok naik ke dalam mobil selesai melakukan kampanye.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini