TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat blusukan di Jalan Al Muhajirin, Cipinang, Jakarta Timur, Rabu (16/11/2016) sore.
Dalam kampanye itu, Djarot disambut warga sekitar.
Saat berbincang dengan warga RW 04, Djarot nyeletuk.
“Tumben, kok nggak ada yang demo?” kata Djarot disertai tawa khasnya.
Sejumlah ibu rumah tangga dan pendukungnya tertawa menanggapi candaan Djarot.
Baca: Penolak dan Relawan Ahok Berhadap-hadapan di Ciracas
Selanjutnya, sepanjang perjalanan sejauh kurang lebih sekitar setengah kilometer, Djarot masih menyapa masyarakat.
Djarot bahkan meladeni permintaan seorang perempuan hamil, yang ingin perutnya diusap dan didoakan agar anaknya kelak berbuat banyak kebaikan.
"Nanti jangan lupa, pilih yang ada kumisnya," kata Djarot disambut teriakan salam dua jari dari pendukungnya.
Tetapi, situasi menjadi berbeda ketika rombongan kampanye tiba di depan Pos RW06.
Di dekat pos RW itu, terpampang spanduk besar menolak kedatangan pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat.
Masih dengan alasan sama, pemasang spanduk tidak rela kampungnya didatangi pasangan yang menurut mereka sebagai penista agama.
Satgas PDI Perjuangan yang berjumlah ratusan orang segera berlari mendekat ke spanduk itu.
Spanduk itu kemudian dicopot dan dibawa oleh tiga orang anggota Satpol PP.
Di saat bersamaan, tanpa alasan jelas, ada beberapa pendukung Djarot mencoba memukul seorang anggota Panwascam Pulogadung.