Namun, setelah Ahok menjadi tersangka dukungan Agus-Sylvi mengalami peningkatan 30,90 persen (pertanyaan terbuka) dan 32,30 persen (pertanyaan tertutup).
Sedangkan pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno, dari yang sebelum Ahok tersangka 20,00 persen, setelah Ahok menjadi tersangka meningkat menjadi 31,90 persen (pertanyaan terbuka) dan 31,10 persen (pertanyaan tertutup).
Sedangkan swing voters atau pemilih yang belum memutuskan, mengalami penurunan.
Sebelum Ahok tersangka mencapai 34,50 persen, setelah Ahok tersangka menjadi 26,60 persen (pertanyaan terbuka) dan 25,10 persen (pertanyaan tertutup).
Alasan dukungan terhadap petahana merosot, lanjut Ardian, pihaknya menemukan ada lima hal.
Pertama karena efek video pidato Ahok di Kepulauan Seribu itu sendiri. Kedua yakni adanya survei LSI yang menunjukan tingkat kesukaan terhadap Ahok menurun.
"Di bulan Oktober 2016, tingkat kesukaan Ahok sebesar 58,2 persen. Dan saat disurvei November 2016, tingkat kesukaan Ahok sudah di bawah 50 persen yaitu 48,30 persen," ujar Ardian.
Ketiga, Ardian menyatakan, ada kekhawatiran Jakarta di bawah Ahok, penuh gejolak sosial.
"Keempat Agus dan Anies semakin menjadi pilihan untuk Jakarta yang stabil. Dan kelima citra buruk status tersangka," ujarnya.
Adapun survei dilakukan pada 31 Oktober-5 November 2016 dengan metode multistage random sampling.
Jumlah respondennya sebanyak 440 orang, dengan wawancara tatap muka responden menggunakan kuisioner.
Margin of error-nya kurang lebih 4,8 persen. Survei diklaim didanai oleh LSI Denny JA sendiri.
Penulis: Robertus Belarminus