TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon gubernur Jakarta Anies Baswedan dalam rapat internal dengan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto, Jumat (23/12/2016) siang, melaporkan mengenai perkembangan kampanye yang dilakukan.
Ia melaporkan beberapa tahapan target yang telah tercapai selama masa kampanye.
"Kalau kita bekerja punya rencana, pertumbuhan yang kita rencanakan itu kita lihat, nah pertumbuhannya tercapai," papar Anies.
Menurut Anies, dalam laporannya kepada Prabowo ia tidak merujuk pada hasil riset sejumlah lembaga survei yang menempatkannya dalam posisi buncit.
Baca: Prabowo: Anies Lambang Demokrasi Bukan Simbol Politik Dinasti
Ia merujuk pada tahapan pemenangan yang telah disusun sejak jauh-jauh hari.
Karena menurut Anies, rujukan tersebut merupakan bagaian dari cara kerja taktis tim pemenangan.
"Bagi kita yang bekerja dengan idealisme, bekerja dengan taktis ya harus seperti itu," katanya.
Anies sadar jika pencalonannya sebagai gubernur Jakarta tidak didukung dengan gelontoran uang yang besar.
Soal & Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 11 SMA Halaman 116 : Menemukan Arti Kosakata dengan KBBI
Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 11 Hal 101: Apa arti kosakata 'Mantra' dengan menggunakan KBBI?
Hanya saja menurutnya banyaknya dana tidak menjamin jika tujuan pemenanangan tercapai.
"Bagi mereka yang bekerja dengan gelontoran uang yang banyak, engga perlu taktis nggak karena (suara warga) bisa dijagain, kalau kita pake strategi yang taktis, dengan sumber daya yang ada jadi bisa mencapai yang ditargetkan," pungkasnya.
Untuk diketahui dalam laporannya ke KPUD DKI, pemasukan dana kampanye Anies Baswedan sebesar Rp 35,6 miliar rupiah.
Dari jumlah tersebut Rp 28 miliar telah digunakan.
Tidak hanya itu Anies juga mengaku tidak pernah menggunakan lembaga survei untuk membentuk opini dimasyarakat. Ia hanya menggunakan survei internal untuk menyusun strategi kampanyenya.
Menurut Anies melakukan survei atau riset tidaklah murah.