TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bukan hanya Anita (46) Pedagang Kaki Lima (PKL) Pasar Tanah Abang, yang menangis karena sikap Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang terus menekan PKL.
Sejumlah ibu di RT 05/06 Karet Tengsin, Tanah Abang, Jakarta Pusat, juga mendadak ikut menangis mengeluhkan pelayanan Pemprov DKI yang belum berpihak kepada rakyat kecil.
Luapan perasaan itu disampaikan para ibu-ibu ini ketika bertemu dengan Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Salahudin Uno yang blusukan di pemukiman padat penduduk wilayah Karet Tengsin, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (26/12/2016) siang.
Menyusul tangisan Anita, seorang ibu bernama Ate (52) warga setempat mengadukan nasib anaknya yang tidak mendapatkan manfaat Kartu Jakarta Pintar (KJP) lantaran anaknya bersekolah di sekolah swasta.
Baca: Sandiaga Uno Temui Prabowo Subianto, Ini Pesannya tentang Pilgub DKI
Padahal sebagai warga tidak mampu, dirinya mengaku sangat membutuhkan dana pendidikan itu untuk memenuhi kebutuhan anaknya.
"Pak Sandi, anak saya pak Sandi. Anak saya itu sekolah di sekolahan swasta, bisa nggak pak kalau nanti pak Sandi kepilih, anak saya dikasih KJP Plus pak. Saya bingung pontang-panting buat biaya anak, tapi saya sedih waktu tanya ke kelurahan, katanya anak saya nggak dapet KJP karena sekolah di swasta," ungkapnya sesegukan menangis.
Pria yang berpasangan dengan Anies Rasyid Baswedan dalam Pilkada DKI Jakarta itu kembali menenangkan.
Dirinya menjelaskan jika manfaat KJP Plus tidak hanya akan diberikan kepada siswa yang bersekolah negeri semata, tetapi siswa yang bersekolah di sekolah swasta, madrasah ataupun pesantren juga akan mendapatkan manfaat KJP Plus yang sama.
"Insya Allah semua akan merasakan manfaat KJP Plus bu. Kenapa program ini kita (Anies-Sandi) buat? Karena KJP yang sekarang ini memang belum merata, anak-anak kita yang sekolah di swasta, madrasah atau pesantren belum bisa merasakan manfaat KJP. Jadi ibu nggak usaha khawatir, ke depannya semua anak-anak kita dapat KJP Plus," ungkapnya.
Menenangkan Ate yang masih menangis, Sandi kemudian memberikan sebuah replika kartu KJP yang biasa dibawanya.
Dirinya berpesan kepada Ate untuk membawa kartu tersebut ke Balaikota apabila dirinya terpilih bersama Anies memimpin Ibukota.
"Insya Allah kalau saya dan mas Anies diijinkan untuk jadi pemimpin, semua akan dapat pendidikan yang merata, anak-anak usia enam sampai 21 berhak sekolah dan akan dijamin oleh Pemprov DKI Jakarta. Karena hanya pendidikan yang dapat memastikan anak-anak dapat sukses meraih cita-cita, merubah ekonomi keluarga," jelasnya.
Usai memaparkan program, seorang warga, Siti (36) menunjuk tangan.
Sebelum mendengarkan lebih jauh keluhan sekaligus permintaan Siti, Sandi mengingatkan agar jangan menangis.
"Boleh nanya, tapi nggak boleh nangis, kita harus optimis melihat hidup, Insya Allah semua ada solusinya, akan kita bantu," ungkapnya.
Tetapi belum satu menit Sandi mengingatkan, istri dari Usron (38) itu justru terisak.
Walau tangisannya terlihat ditahan, air matanya tidak berhenti mengalir.
"Saya cuma minta janji aja bang Sandi, supaya pedagang bisa jualan lagi. Soalnya sejak lapak dagangan sepatu suami saya digusur, pemasukan nggak ada, suami saya yang jadi ngojek juga nggak bisa cukupin kebutuhan," ungkapnya, sibuk menghapus air mata.
Tangisan Siti disambut dengan ikrar Sandi untuk amanah mensejahterakan warga apabila terpilih nanti.
Sembari menepuk pelan bahu Siti, Sandi mengingatkan kepada Siti untuk berikhtiar kepada Allah untuk semua kesulitan.
"Dalam satu cobaan, Allah janjikan dua kemudahan. Insya Allah saya akan amanah bu Siti. Jadi jangan sedih lagi," ungkapnya tersenyum.
Penulis: Dwi Rizki