TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kasus penyekapan 11 orang di dalam sebuah toilet pada rumah di Pulomas, Jakarta Timur, menyisakan duka bagi para keluarga korban.
Sebanyak 6 orang meninggal dunia karena kehabisan napas dan 5 orang ditemukan lemas setelah disekap berjam-jam di dalam ruangan berukuran 1,5 meter x 1,5 meter.
Mereka kehabisan napas mengingat ruang tersebut sangat kecil dan tidak terdapat lubang udara sedikit pun, kecuali exhaust fan.
Celah di bawah pintu juga tidak seberapa besar.
Di sisi lain, fungsi jendela ataupun ventilasi adalah agar udara dapat mengalir dari dalam ke luar maupun sebaliknya.
Ada-tidaknya jendela atau ventilasi ini ditentukan oleh arsitek atau pemilik rumah yang menyewa jasanya.
"Arsitek itu dalam Undang-undang harus menjamin keselamatan orang dalam bangunan," ujar Ketua Ikatan Arsitek Indonesia Ahmad Djuhara kepada Kompas.com, Sabut (31/12/2016).
Setiap arsitek, kata Djuhara, bisa mendesain ruangan dengan bermacam-macam gaya. Ada yang mendesain ruangan yang tidak berhubungan dengan dinding luar.
Ada pula arsitek yang mendesain ruangan tersebut dengan rekayasa, yaitu saat lampu menyala exhaust fan ikut menyala kemudian udara dari dalam akan keluar.
Namun di sisi lain, cara ini tidak membuat udara masuk dari luar ke dalam.
"Kamar mandi itu kan bau dan oksigen itu sebetulnya datang dari luar masuk ke dalam," kata Djuhara.
Menurut dia, desain rumah dengan toilet yang tertutup ini cukup unik. Djuhara menduga, baik arsitek maupun pemilik menganggap toilet tertutup sebagai powder room sehingga tidak menambahkan ventilasi atau jendela.
Dengan kata lain, jika ruangan tersebut dipakai dalam waktu singkat yakni 5 menit-1 jam, mungkin pengguna ruangan tidak akan kehabisan napas.
"Kalau untuk satu orang saja, oksigen yang ada masih cukup. Tapi, ketika dipakai secara tidak wajar, seperti dipakai 11 orang, ngga akan cukup suplai oksigennya," sebut Djuhara.
Terlebih lagi, tambah dia, jika lampu di dalam toilet tidak menyala. Akibatnya, exhaust fan juga tidak bekerja menyerap udara dari dalam ke luar.
Dalam pelajaran dasar arsitektur, lanjut Djuhara, untuk mendesain bangunan di tanah tropis, arsitek akan dianjurkan memikirkan ventilasi silang supaya udara mengalir.
Pada bangunan hijau juga disebutkan ukurannya untuk udara mengalir adalah 1 meter per detik.
"Biasanya dia (arsitek) akan buat lubang di sini dan lubang di sana yang posisinya berhadapan," kata Djuhara. (Kompas.com/Arimbi Ramadhiani)