TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Salah satu tersangka perampokan sadis di Pulomas, Jakarta Timur, Erwin S, sempat meminta agar ditembak mati polisi.
Erwin minta disikat timah panas oleh polisi lantaran terkejut mengetahui adanya korban tewas dalam perampokan yang menewaskan satu keluarga tersebut.
"Tersangka Erwin S saat diperiksa dan tahu ada korban meninggal, dia minta ditembak mati saja," ucap Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono di Mapolda Metro Jaya, Semanggi, Jakarta Selatan, Senin (2/1).
Menurut Argo, saat diinterogasi, para tersangka tidak menyangka bahwa ada korban meninggal.
Pasalnya, imbuh Argo, selama beraksi, para tersangka mengaku tak pernah sekalipun melukai korban, bahkan menyebabkan kematian.
"Setelah diinterogasi, mereka tak menyangka ada korban meninggal. Setiap beraksi, mereka mengaku tak pernah melukai korban, apalagi sampai meninggal," jelasnya.
Alasan, pelaku menyekap korban di Pulomas di dalam kamar mandi itu karena ruangan itulah yang paling dekat saat mereka baru masuk rumah.
Saat masuk ke rumah korbannya, mereka berpura-pura kenal dengan pemilik rumah dan saat merampok, modusnya selalu mengancam dengan tindakan verbal, yakni membentak dan menodongkan senjata pada korbannya.
"Selama merampok ke mana-mana, mulai dari Solo, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Jakarta mereka tak pernah merusak pintu. Modusnya mengikat korban pakai dan menempatkan korban di suatu ruangan," tuturnya.
Setelah menempatkan korban di suatu ruangan, kata Argo, mereka pun menjarah barang berharga yang ada di rumah korbannya.
Kawanan perampok sadis yaitu Ramlan Cs itu setiap beraksi tak pernah merusak pintu rumah.
Mereka selalu mengincar rumah yang pagarnya tak digembok dan tak dikunci.
Terkait grendel pintu kamar mandi yang rusak, polisi mengatakan adalah korban yang merusaknya.
Saat itu, korban merusak pintu grendel kamar mandi demi mendapatkan oksigen.
Argo mengatakan kerusakan itu dilakukan dari dalam kamar mandi.
Pintu grendel itu rusak karena korban berupaya mendapatkan oksigen sehingga grendel pintu itu dipatahkan korban.
"Pintu patah itu dari dalam, dengan harapan korban, ada lobang dari pintu itu, korban ini berupaya bagaimanapun caranya agar mendapatkan oksigen," kata Argo.
WARTA KOTA/Bintang Pradewo