TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ezeugwu Clivert (31), tetangga kamar kos Tri Ari Yani Puspa Ningrum (22) alias Arum, memberikan dua kesaksian penting bagi polisi untuk menentukan pembunuh Arum.
Cliver ini pria asal Afrika yang menempati kamar persis di sebelah kamar Arum di rumah kos di Jalan H.Asmat Ujung, Komplek Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Senin (9/1/2017).
Dia pengungsi asal Afrika yang sedang menunggu keberangkatannya ke negara ketiga.
Baca: Mahasiswi Esa Unggul Ditemukan Pacarnya Tewas Bersimbah Darah di Kamar Kos
Clivert tak memiliki pekerjaan dan dalam pengawasan UNHCR.
Kesaksian itu diberikan Clivert yang berbadan tinggi besar ini berdasarkan apa yang ia lihat dan dengar sendiri.
Saat ia melihat dan mendengarnya, tak ada orang lagi selain dia.
Kesaksian pertama mengenai seorang pria dengan luka codet di mukanya yang kelihatan bersama Arum di kamar kosnya antara sekitar pukul 16.50 sampai pukul 17.30 pada Minggu (8/1/2017), satu hari sebelum Arum terbunuh.
Baca: Polisi Turunkan Anjing Pelacak Ungkap Pembunuhan Misterius Seorang Mahasiswi di Kebun Jeruk
Clivert menceritakan ia tengah hendak pergi ke gereja saat melihat pria codet itu bersama Arum sekitar pukul 16.50.
Pria itu berada di depan kamar dan Arum di dalam kamar.
"Keduanya berbincang seperti dua orang yang saling kenal," kata Clivert ketika ditemui di Polsek Kebonjeruk, usai diperiksa polisi," sore tadi.
Ketika ia pulang gereja sekitar pukul 17.30 WIB, pria codet itu masih bersama dengan Arum.
Baca: Tewas Dibunuh di Kamar Kos, Impian Arum Jadi Sarjana dan Menikah Muda Kini Pupus
Selanjutnya Clivert tak tahu kapan pria itu pulang.
Tapi sampai pukul 21.00 WIB di hari Minggu, Arum diketahui masih hidup.
Perempuan itu masih berbicara dengan pemilik kos. Mempertanyakan soal perbaikan atap kamarnya yang bocor.