TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, bangunan yang berada di aliran sungai mau tidak mau memang harus dibongkar.
Permukiman yang berada di badan sungai memang tidak menjadi masalah selama musim kemarau.
Namun, saat musim hujan, rumah yang berada di badan sungai pasti tenggelam.
Baca: Ini Perhitungan Jawa Ala Nusron yang Menangkan Ahok-Djarot di Pilkada DKI
Basuki atau Ahok mengatakan, itulah sebabnya dia memindahkan orang tersebut ke rumah susun.
"Kita pindahin, bukan gusur. Bangunannya dibongkar enggak? Ya, dibongkar dong. Kalau mau bilang ini diapungin pun, kamu mesti bikin fondasi juga dan bongkar," ujar Ahok di Kuningan, Minggu (15/1/2017).
Baca: Unik, Apartemen Mengapung dari Kontainer Bekas
Ahok mengatakan, dibutuhkan hidrolik untuk membuat rumah apung.
Bangunan yang ada tetap harus dibongkar untuk memasang hidrolik tersebut.
Baca: Ahok Hadiri Peringatan Maulid Nabi Muhammad di Posko RelaNU
Ahok pun tidak tahu teknologi mana yang bisa menormalisasi sungai tanpa membongkar bangunan yang ada di atasnya.
"Misal bangunan ini ya, kamu mau bikin bangunan ini jadi ngambang pakai hidrolik. Kira-kira kamu mesti bongkar enggak buat pasang hidrolik di sini? Bongkar juga," ujar Ahok.
Dalam debat perdana, kebijakan Ahok soal penggusuran mendapatkan kritik dari pasangan calon lain.
Baca: Ahok Singgung Program Bantuan Langsung Tunai Agus Yudhoyono
Ahok membantah telah melakukan penggusuran dengan semena-mena. Apalagi jika disebut tidak melakukan dialog terlebih dahulu sebelum menggusur.
Ahok juga mengaku tidak akan melakukan penggusuran selama tidak diperlukan.
"Saya sampaikan, kalau yang sudah ada jalan inspeksinya, enggak mungkin kami bongkar dulu walaupun itu (zona) hijau. Kenapa? Karena prioritas harus dapet rusun dulu," ujar Ahok.
Penulis : Jessi Carina