Ahok mengatakan, ketika itu dia sudah menjadi anggota DPRD di Belitung.
Sebelum rapat paripurna, dia melihat guru agamanya sedang menyusun kursi dan meja.
Ahok mengaku langsung membantu gurunya itu menyusun kursi dan meja.
"Saya merasa enggak enak, masa saya duduk jadi Dewan, guru saya angkat kursi dan meja. Akhirnya saya bantu menyusun itu. Makanya guru ini bela saya habis-habisan," kata Ahok.
Ahok kemudian menceritakan orang yang dulu membencinya tetapi kini menjadi pendukungnya.
Saat pemilihan bupati di Belitung Timur, ada seorang bernama Kani yang mengajak warga untuk tidak memilih Ahok karena Ahok non-muslim.
Ahok mengatakan, Kani dulu sangat membencinya. Namun, Ahok tetap terpilih menjadi bupati di Belitung Timur.
Suatu ketika, Ahok mengetahui ada pembangunan masjid yang mangkrak di lingkungan rumah Kani.
Kepada Ahok, Kani menyampaikan bahwa pembangunannya berhenti karena sudah tidak ada uang lagi.
"Kurang Rp 30 juta sudah enggak ada duit lagi. Ya sudah saya bantu beresin. Dua hari langsung turun dan kami kasih. Akhirnya tahu enggak, ke mana-mana (Kani) bilang mending dukung Ahok," kata Ahok.
Ahok mengatakan, masih banyak kisah yang ditulis dalam buku tersebut.
Ahok senang buku itu tidak terlalu tebal sehingga orang tidak membutuhkan waktu lama untuk menyelesaikannya.
Dia berharap para pendukungnya membaca buku itu dan menyebarkannya.
"Saya ingin sekali cerita ini disebar supaya orang kenal siapa Ahok," kata Ahok.(Jessi Carina)