News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Dituduh PKI, Nezar Patria Akhirnya Memaafkan Ustaz Alfian Tanjung

Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anggota Dewan Pers, Nezar Patria (kiri), bersalaman dengam Ustaz Alfian Tanjung, di kantor Dewan Pers, Jakarta Pusat, Rabu (8/3/2017).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ustaz Alfian Tanjung akhirnya meminta maaf kepada Anggota Dewan Pers, Nezar Patria, yang telah ia tuduh sebagai pendukung Partai Komunis Indonesia (PKI) di era moderen ini.

Alfian Tanjung mengakui pernyataannya itu tidak tepat.

Dalam konfrensi pers di kantor Dewan Pers, Jakarta Pusat, Rabu (8/3/2017), ia mengatakan bahwa ia sudah mendapatkan penjelasan langsung dari Pemimpin Redaksi The Jakarta Post Digital itu, dan dipastikan bahwa Nezar Patria bukanlah anggota PKI.

"Setelah saya mencoba secara mendalam dan telusuri ternyata beliau boleh dibilang tidak, artinya ada kekeliruan data nama yang saya sebutkan dalam ceramah, itu merupakan sebuah kesalahan dalam artian itu bentuk sportif saya," ujarnya.

Alfian Tanjung menyampaikan permintaan maafnya, atas pernyataan sang Ustaz pada ceramah yang disampaikannya 1 Oktober 2016 lalu, di Masjid Jami Said.

Video ceramahnya itu beredar viral di dunia maya.

Dalam ceramahnya, Alfian Tanjung mengatakan "Mereka (PKI) sudah menguasai Istana, hampir sebulan ini tak ada lagi konsultan tentara. Rapat-rapat di istana negara sekarang ini dipimpin oleh orang yang namanya Teten Masduki, Urip Supriyanto, Budiman Sudjatmiko, Waluyo Jati, Nezar Patria, dan sederet kader-kader PKI, yang mereka menjadikan istana tempat rapat rutin mereka."

Padahal selain bukan merupakan kader PKI, Nezar Patria juga tidak terkait dengan lembaga Istana rezim kali ini.

Dalam konfrensi pers di kantor Dewan Pers itu, Alfian Tanjung mengakui kesalahan tersebut.

Dalam kesempatan tersebut, Nezar Patria mengaku tidak mengkriminalkan Alfian Tanjung, karena menurutnya di era kebebasan berpendapat ini, pernyataan seseorang tidak bisa langsung dikriminalkan.

"Kenapa saya tidak mengajukan ke polisi, karena saya menganggap ini zaman reformasi yang generasi saya dan Alfian yamg memasuki era kebebasan berbicara dan berpendapat," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini