TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Edison Sianturi, Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Kadisdukcapil) DKI Jakarta, mengakui belum tahu kapan kelangkaan blangko Kartu Tanda Penduduk elektronik (e-KTP) berakhir.
Ia ingat pernyataan juru bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Febri Diansyah, pada Senin (6/3) lalu, terkait ada pihak yang menerima uang proyek e-KTP, namun tak kunjung dikembalikan.
Edison merasa yakin, bila kelangkaan blangko e-KTP itu akan berakhir, apabila uang korupsi blangko e-KTP tersebut dikembalikan ke pihak berwenang.
"Saya juga enggak tahu tuh, sampai kapan ini blangko e-KTP ada. Apa, gara-gara itu? Yang katanya ada pihak tak mau kembalikan uang korupsi e-KTP ke pihak berwenang ya? Pasti," katanya saat dihubungi Warta Kota, Sabtu (11/3/2017), sore.
Namun, kelangkaan blangko e-KTP itu, papar Edison, tak membuat pihaknya hilang akal.
Ia mengatakan, pihaknya sampai saat ini, masih tetap gencar melaksanakan sebuah kegiatan pelayanan perekaman e-KTPsetiap harinya.
"Seluruh loket Kelurahan itu, buka setiap hari. Hari Sabtu saja, kami gencar melaksanakan pelayanan perekaman e-KTP mobile, baik itu menggunakan mobil atau sepeda motor," paparnya.
Pelayanan tersebut, dijelaskan Edison, sangat efektif guna menyamankan masyarakat di DKI Jakarta.
"Jadi tidak ada alasan lagi, tidak bisa memilih karena dokumen kependudukan. Maka dari itu kami coba mempermudah dengan melakukan pelayanan mobile keliling seperti ini," ungkap Edison kembali.
Edison menegaskan, untuk masyarakat yang dalam kondisi sehat, ada waktu untuk lakukan perekaman, diminta agar langsung datang ke loket Dukcapil di Kantor Kelurahan terdekat.
"Beda lagi kalau sakit atau usia lanjut (Lansia) ya. Justru dengan cara masyarakat itu berikan alamat rumahnya ke para petugas Dukcapil di Kelurahan setempat, maka petugas akan datang ke rumah warga," ujarnya.
Ia melanjutkan, "Contohnya, belum lama ini Sudin Jakarta Utara mendatangi ke rumah warga di Kelurahan Kebon Bawang, di Pademangan Barat, dan Kelurahan Semper Timur."