Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kemenangan pasangan Anies Baswedan - Sandiaga Uno berdasarkan pada sejumlah hitung cepat Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017, menunjukan bahwa pasangan tersebut memiliki kelebihan dibandingkan pasangan petahana Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok - Djarot Saiful Hidayat.
Peneliti politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Siti Zuhro menganggap salah satu hal yang paling menentukan dalam Pilkada di ibukota adalah isu dan pasangan nomor urut 3 bisa dikatakan telah mengelola isu-isu yang berkembang lebih baik dibandingkan petahana.
"Elektabilitas calon sangat dipengaruhi isu-isu kontekstual, gagal mengelola isu-isu, ini akan berpengaruh terhadap elektabilitas calon," ujarnya saat berbincang dengan Tribunnews.com, Minggu (23/4/2017).
Dari kemenangan versi hitung cepat, bisa disimpulkan juga bahwa apa yang ditawarkan pasangan nomor urut 3, mulai dari karakter hingga visi-misi, bila lebih diterima oleh warga Jakarta dibandingkan apa yang ditawarkan pasangan Ahok-Djarot.
"Karena kompetensi, kapasitas dan karakter serta pola pendekatan mereka yang dinilai lebih menarik, simpatik, baik untuk pemilih muda perempuan dan masyarakat pemilih," katanya.
"Model kepemimpinan yang mengayomi, yang sejuk dan memiliki empati menjadi alasan mengapa pasangan ini digandrungi," terangnya.
Perlu diingat juga bahwa pasangan Ahok - Djarot memiliki dukungan partai lebih banyak, yakni Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai NasDem, Partai Golkar dan Partai Hanura. Sedangkan Anies - Sandi hanya didukung Partai Gerindra, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Amanat Nasional (PAN).
Namun kinerja mesin partai-partai tersebut bisa dikatakan kurang maksimal menurut Siti Zuhro, sehingga dukungan partai yang lebih banyak untuk pasangan Ahok - Djarot tidak bisa menghasilkan suara yang lebih banyak.
"Besarnya koalisi parpol tidak menentukan kemenangan calon, koalisi yang dibangun sangat elitis dan tidak melibatkan warga masyarakat pemilih, yang muncul justru resistensi seccara senyap dari warga untuk tidak mengikuti kehendak partai," katanya,
Faktor lain yang menyebabkan pasangan Anies - Sandi bisa mendulang elektabilitas lebh banyak dari saingannya, adalah limpahan suara dari pasangan Agus Harimurti Yudoyono - Sylviana Murni, yang sudah tumbang pada putaran pertama.