Mengamankan pembangunan agar tak diganggu ormas dan pihak-pihak lain yang usil, Daeng Jamal sukses.
Tak ada satupun ormas bisa masuk ke sana.
Baca: Ancaman Premanisme Kuasai RPTRA Kalijodo
Tapi, sejak Januari 2017 lalu, Daeng Jamal mulai merogoh koceknya dalam-dalam untuk menalangi biaya operasional.
"Tadinya, sebelum pembangunan selesai, dana operasional pengamanan ditanggung oleh Sinarmas Land," kata Daeng Jamal.
Tapi, setelah pembangunan selesai Desember 2016 lalu, Daeng Jamal menanggung semuanya sendirian.
Dia membiayai 65 orang yang menjaga keamanan, kebersihan, dan parkir di Kalijodo, sendirian.
"Setiap hari saya keluarkan sekitar Rp 6-7 juta untuk mereka. Satu orang dibayar antara Rp 75.000 sampai Rp 100.000," kata Daeng Jamal.
Daeng Jamal mengaku memiliki berbagai bisnis dan pekerjaan lain yang membuatnya mampu mengeluarkan uang sebesar itu setiap hari.
Dia mengaku sampai saat ini menjadi supervisor pengawas di Hotel Ariston.
Kemudian ia juga mengaku punya usaha buka parkiran di tanah swasta di daerah Muara Karang.
Lalu jadi pengendali untuk 14 gudang di kawasan Semanan Indah, Kalideres, Jakarta Barat.
Berikutnya di Bekasi, Jawa Barat, Daeng Jamal mengerahkan anak buahnya untuk menjaga lahan milik pengusaha yang sebelumnya bersengketa.
"Dari situlah saya menutupi biaya operasional di sini (Kalijodo). Saya sama sekali tak minta Pemprov DKI untuk menggantinya. Ini ibadah saja buat saya," kata Daeng Jamal.