Biasanya, standing figure Ahok-Djarot itu berada di balairung atau pendopo Balai Kota DKI Jakarta.
Sementara, karangan bunga berada di halaman Balai Kota.
Balai Kota DKI Jakarta ditutup pada Kamis ini untuk menghormati hari besar keagamaan Waisak.
"Ini inisiatif kami saja karena ini kan hari libur, hari besar. Pak Djarot pun kemarin kan sudah mengatakan, hormati hari besar agama, enggak boleh ada aksi," ujar Komandan pamdal Balai Kota, Bambang Irawan.
Baca: Doa Serta Dukungan Ibu, Istri, dan Anak Untuk Ahok
Baca: Pendukung Ahok Sempat Terlibat Adu Mulut dengan Polisi Saat Diminta Pulang Dari Mako Briimob
Menurutnya, standing figure Ahok-Djarot tersebut sengaja dikeluarkan agar warga bisa berfoto bersama.
Sebab, sebelumnya banyak warga yang datang ke Balai Kota untul memberikan dukungan untuk Ahok meminta untuk memasuki area Balai Kota.
Sementara, area dalam Balai Kota belum bisa didatangi mengingat sedang Hari Raya Waisak.
Diberitakan, aksi gelombang massa yang menuntut dibebaskannya Ahok mulai terjadi sejak Pengadilan Negeri Jakarta Utara memvonis Ahok dengan hukuman 2 tahun penjara.
Ahok terbukti bersalah melakukan penodaan agama.
Bahkan, massa sempat bertahan di depan Rutan Cipinang Jakarta Timur dengan tuntutan dibebaskannya Ahok.
Akhirnya Ahok dipindahkan ke Rutan Mako Brimob di Depok, Jawa Barat.
Namun, rupanya aksi gelombang massa tak berhenti.
Kini, konsentrasi massa yang menuntut dibebaskannya Ahok terjadi di depan Mako Brimob.
Selain di dua tempat itu, massa pendukung Ahok juga menggelar aksi di depan Balai Kota Jakarta, tempat Ahok sebelumnya bertugas.
Tugu Proklamasi juga sempat menjadi tempat ribuan massa menggelar aksi simpatik dengan menyakakan seribu lilin.
Lebih dari itu, saat ini aksi dukungan agar dibebaskannya Ahok juga sudah terjadi di sejumlah daerah.