"Pesannya itu rumah untuk perumahan orang-orang yang miskin, terutama program rumah di Cilincing diteruskan. Kan kemarin ada bedah rumah itu diteruskan dengan dana CSR," ujar Saefullah di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Selasa.
Program bedah rumah di Cilincing, Jakarta Utara selama ini menggunakan dana corporate social responsibility (CSR).
Namun, bedah rumah sempat terhambat pembangunannya karena kurangnya bahan material bangunan.
Atas permasalahan itu, Ahok menyarankan agar Pemprov DKI membeli alat dan material bangunan menggunakan APBD DKI 2018.
Program bedah rumah itu nantinya bisa dilakukan oleh PHL Pemprov DKI yang diberi nama "Pasukan Pelangi".
"Nanti dikerjakan oleh pasukan pelangi. Kemarin kan sudah dilatih, ada sertifikasi mengecat, nanti mungkin ada sertifikasi pertukangan," ujar Saefullah.
Minta Djarot pindah ke rumah dinas
Tak hanya seputar Jakarta, Ahok juga menyampaikan pesan pribadi untuk Djarot. Ia meminta Djarot pindah ke rumah dinas gubernur DKI di Taman Suropati, Jakarta Pusat. Alasannya, agar lebih dekat dengan Balai Kota DKI.
"Permintaan pribadi kepada saya 'Mas Djarot, saya minta segera pindah untuk menempati Taman Suropati'," ujar Djarot.
Awalnya Djarot sempat menolak.
Djarot mengatakan, ia dan keluarga masih nyaman tinggal di rumah dinas wakil gubernur di Besakih, Kuningan, Jakarta Selatan.
Namun, akhirnya Djarot memenuhi permintaan Ahok.
Malam harinya setelah pulang dari menjenguk Ahok, Djarot dan keluarga mulai pindah ke rumah dinas gubernur.
Djarot masih menganggap Ahok sebagai rekan kerjanya di sisa masa jabatan hingga Oktober 2017 mendatang.
Djarot mengatakan, ia akan rutin melapor ke Ahok soal kebijakan Pemprov DKI.
Djarot mengatakan, Ahok telah mempercayakan kepadanya untuk memimpin Jakarta hingga Oktober.
"Pak Ahok di sana kondisi sehat, baik, dan tetap semangat serta beliau menyampaikan kepada saya 'Sudah saya percaya sama Mas Djarot-lah, selamat bekerja'," kata Djarot menirukan ucapan Ahok. (Dian Maharani)