TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nawa Cita Ayodya Pala Indonesia pada hari Jum`at (19/5/2017) kemarin mempersembahkan pagelaran Gunita Kumara Dhayuh di Teater Kecil Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta.
Ini merupakan sebuah pagelaran yang mengisahkan persahabatan tujuh gadis dari berbagai suku bangsa Indonesia yang hidup di sebuah kota bernama Kota Baru.
Kota baru diceritakan sebagai kota dimana masyarakat dari berbagai latar belakang tanpa ada budaya mendominasi yang hidup secara berdampingan.
Namun suatu ketika persahabatan ketujuh orang yang penuh keberagaman itu diuji.
"Pentas perdana ini bertujuan untuk melawan intoleransi yang sedang berkembang di negara Indonesia ini," tutur Ketua Nawacita, Suryo Ramanto, dalam sambutannya.
"Misi Nawacita Ayodya Pala ini untuk menyebarkan dan mengingatkan orang-orang akan budaya Indonesia," kata Suryo.
Acara diawali dengan tarian Saman Aceh, dilanjutkan dengan sambutan dari pihak terkait, kemudian penampilan dari Nawacita Suara Bangsa, diakhiri dengan pagelaran Gunita Kumara Dhayuh.
Gunita Kumara Dhayuh mengambil dengan tari Bhinneka Tunggal Ika.
Dimana Bhineka Tunggal Ika adalah sebuah semboyan khas Indonesia yang memiliki arti meskipun berbeda-beda tetapi tetap satu.
Oleh karena itu, tarian ini menggambarkan betapa indahnya negara Indonesia, terdiri lebih dari lima belas ribu pulau dan berbagai kelompok etnis, seni serta budaya.
Tari Bhineka Tunggal Ika mewakili beberapa provinsi di Indonesia yang tergabung dalam Nusantara dan menunjukkan keindahan serta keunikannya masing-masing.
Tarian ini merupakan salah satu karya yang ditampilkan pada Pagelaran Gunita Kumara Dhayuh.
Pagelaran ini merupakan hasil kerjasama Nawa Cita Suara Bahana dengan sekolah Ayodya Pala dan merupakan gelar pamit dari tim misi budaya nawa Cita Ayodya Pala indonesia yang akan bertolak ke Spanyol tanggal 11 Juli - 7 Agustus nanti.