WARTA KOTA/Rangga Baskoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pihak kepolisian mengamankan buku berkode bersimbah darah, setelah aksi bom bunuh diri di Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur, Kamis (25/5/2017) dini hari.
Buku tersebut pertama kali ditemukan oleh anggota Satuan Lalu Lintas Polres Metro Jakarta Timur bernama Aiptu Widiatmoko.
Dirinya membenarkan bahwa buku itu pertama kali ia temukan tergeletak dekat pohon talas yang tak jauh dari lokasi kejadian.
"Ketemu di bawah ada buku. Ditemukan di pohon talas," ujarnya di Terminal Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur.
Widiatmoko tak memahami isi buku yang bertuliskan tangan tersebut.
Ia menduga bahwa tulisan yang tak dimengertinya tersebut merupakan sebuah kode yang hanya diketahui oleh segelintir orang.
Dalam buku itu terlihat tulisan yang tidak jelas maknanya.
Hanya beberapa kata yang bisa dibaca, salah satunya kata 'alcatras'.
Bukan hanya tulisan, pada buku itu juga terdapat angka-angka yang tidak diketahui apa artinya.
"Diamankan dulu. Buku alamat atau kode. Dibawa ke Polsek untuk diselidiki," imbuhnya.
Pedagang Jamu Herbal
Sementara itu, Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Yusri Yunus, mengatakan kuat dugaan pelaku peledakan bom (Bomber) di Kampung Melayu, yakni INS (31), berkaitan dengan bomber di Cicendo, yakni Agus, dan jaringan teroris yang ditangkap di Purwakarta.
"Istri INS sempat dikenalkan suaminya kepada Agus, pelaku bom Cicendo. Kami melihat ada keterkaitannya," kata Yusri saat ditemui di sela kegiatan penggeledahan rumah kontrakan Bomber Kampung Melayu, di Bandung, Kamis (25/5/2017).
Selama ini, INS dikenal warga sebagai penjual obat-obatan herbal dan cenderung tertutup dari pergaulan masyarakat.
Padahal INS sudah tinggal di kawasan padat penduduk di Gang Warta-Cibangkong Nomor 130/120 RT 02/07, Kelurahan Cibangkong, Kecamatan Batununggal, Kota Bandung, tersebut sudah lebih dari dua tahun.
Warga yang tinggal di sekitar rumah yang kini di segel tersebut, Hani Rukmini (60), mengatakan saking tertutupnya, warga tidak mengetahui nama istri INS.
Jika tidak ditanya, keluarga ini enggan menyapa tetangganya.
"Warga di sini aktif di pengajian, tapi mereka tidak pernah ikut pengajian. Paling suaminya itu ke masjid kalau magrib. Mereka ramah, dan memang keluarganya pada tinggal di sini. Suaminya kalau kemana-mana bawa ransel besar," katanya.
Sebelumnya, Polisi membentangkan garis polisi di depan sebuah rumah di Gang Warta-Cibangkong nomor 130/120 RT 2 RW 7, Kelurahan Cibangkong, Kecamatan Batununggal, Kota Bandung, Kamis (25/5).