“Dengan adanya berita soal Maute ini, keluarga sangat terpukul. Keluarga tidak tahu kalau Omarkhayam, kami kenalnya Omar, terlibat soal ini (kelompok Maute). Makanya begitu tiba-tiba muncul berita ini, beliau (KH Madrais) terpukul,” kata Dadang.
KH Madrais, kata Dadang, ingin anaknya bisa kembali ke Indonesia. Sambil menangis, Dadang mengaku tidak tega melihat KH Madrais sangat terpukul.
Sebelumnya, KH Madrais sudah dikecewakan Omar karena melanggar janji akan tinggal di Indonesia setelah menikahi Minhati.
Kenyataannya, Omar dan Minhati pergi ke Filipina sejak 2011 dan sampai saat ini belum pernah kembali ke Indonesia.
“Mpok Minhati sepertinya tidak berani berkomunikasi dengan ayahnya. Minhati tahu bahwa ayahnya sangat kecewa dengan Omar,” kata Dadang.
Keluarga Minhati tidak menyangka jika Omar kini memimpin penyerangan di Marawi. Sebab selama tinggal di Bekasi, dia tidak pernah memperlihatkan perilaku aneh.
Selama tinggal di Babelan, Bekasi, Omar dikenal tertutup, disiplin, ramah, dan berjiwa sosial tinggi.(Anggita Muslimah Maulidya Prahara Senja)
Berita ini sudah dipublikasikan Kompas.com dengan judul: Omar Maute, Pimpin Serangan di Marawi dan Kecewakan Keluarga di Bekasi