"Kemudian, terjadi saling tarik menarik dengan anggota. Akhirnya, kita ambil tindakan tegas di situ," kata Argo.
Aparat menembak SFL. Ia ditembak sebanyak dua kali. Tepat mengenai bagian perut dan dada sebelah kiri.
Polisi langsung membawa SFL ke Rumah Sakit Dokter Soetomo di Surabaya.
"Jadi, tersangka yang SFL ini, langsung kita bawa Rumah Sakit Dokter Sutomo, dan sampai di Rumah Sakit meninggal. Sekarang, kita lakukan autopsi," kata Argo.
Komplotan perampok Davidson termasuk dalam jaringan penjahat di Lampung.
Dua bulan terakhir beraksi, mereka merampok uang dengan total Rp1.181.800.000,00.
Komplotan tersebut melancarkan aksinya di 23 lokasi berbeda. Secara sistematis mengincar korban dengan modus menggembosi ban kendaraan.
Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Aris Priyono menyebut, komplotan itu, berasal dari desa yang sama di Lampung.
"Saling kenal, dan kebanyakan satu desa, satu kampung. Mulai rampok dari April," ujar Aris saat dikonfirmasi wartawan, Minggu (18/6/2017).
Berdasarkan catatan kepolisian, sejak April 2017-Juni 2017, komplotan ini sudah malang melintang melakukan aksinya di lintas provinsi.
Komplotan ini memang dikenal sadis dan kerap melukai para korbannya.
Tidak tanggung-tanggung, setiap kali beraksi komplotan ini bisa membawa hasil puluhan hingga ratusan juta rupiah.
Seperti saat merampok di T‎angerang, komplotan ini mengantongi uang Rp 60 juta, di Cidahu Rp 60 juta, Cirebon Rp 10 juta, Rawa Buaya Rp 40 juta, Pesing, Jakarta Barat Rp 80 juta, dan Bekasi Rp 800 ribu.
Selanjutnya di Pemda Bogor Rp 60 juta, di Kampung Melayu Rp 60 juta, Cidahu Rp 31 juta, Cirebon Rp 60 juta, Kalijodo Rp 80 juta, Cengkareng Rp 20 juta, Taman Topi Rp 40 juta, Ciawi Rp 60 juta, Ciluwer Rp30 juta, Kampung Melayu Rp 50 juta.