TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Asmawi menyayangkan perbuatan anarkis yang dilakukan massa Muara Bakti, Babelan, Kabupaten Bekasi, terhadap anaknya yakni Muhammad Al Zahra alias Joya (30).
Soalnya, perbuatan massa mengakibatkan Joya meninggal dunia karena dikeroyok dan dibakar hidup-hidup.
Massa bertindak demikian karena menuduh Zoya mencuri ampi masjid.
"Negara kita negara hukum, kok bisa berbuat demikian? Anak saya sampai digedik (dipukul) dan dibakar hidup-hidup. Hati saya pedih," kata Asmawi, ditemui saat proses autopsi jenazah Joya di TPU Kedondong, Perumahan Buni Asih RT 03/03, Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, Rabu (9/8/2017).
Baca: Makam MA, Korban Aksi Pembakaran Massa di Bekasi Akan Dibongkar
Asmawi meminta polisi menangkap lima pelaku lainnya yang masih buron. Bagaimana pun, perbuatan mereka bersalah dan harus diproses sesuai hukum yang berlaku.
Saat ini, polisi telah menangkap dua pengeroyok Joya berinisial SU dan MA. Keduanya bersama-sama telah memukul Joya dengan cara ditendang dan dipukul.
"Saya enggak pernah didik anak buat mencuri. Saya yakin anak saya bukan seperti itu," ucap Asmawi. (*)
Penulis: Fitriyandi Al Fajri