TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - SD (27) pelaku pembakar Muhammad Aljahra alias Joya (30) mengaku membeli bensin eceran sebelum menyiramkan dan membakar korban.
Kapolres Metro Bekasi Kombes Pol Asep Adi Saputra menerangkan, dalam kasus kekerasan ini, polisi menangkap lima pelaku.
Tapi, peran yang vital dalam kasus ini adalah SD (27). Dia membeli bensin eceran di sekitar tempat kejadian perkara dan membakar MA.
"Bensin eceran dibeli dibawa pakai plastik," ucap Asep di Mapolda Metro Jaya, Semanggi, Jakarta Selatan.
Asep menerangkan, saat penangkapan SD terpaksa ditembak lantaran berusaha kabur saat diminta menunjukkan pelaku lain.
SD sempat melarikan diri usai mengetahui dirinya dicari polisi.
SD yang berprofesi sebagai pedagang kabur ke Kampung Cigunung, Cimanuk, Pandeglang, Banten.
"Untuk saudara SD (27), yang perannya menyiram dan membakar korban, terpaksa harus kami tindak tegas dengan menembak bagian kaki. Karena saat hendak menunjukkan pelaku lain, mencoba melarikan diri," ujar Asep.
Baca: Safe House KPK di Kelapa Gading Tiga Bulan Jadi Rumah Pengolah Roti
Dalam kasus ini, polisi telah menetapkan lima orang sebagai tersangka, yakni SU (40), NA (39), AL (18), AR (55), dan SD (27).
Atas perbuatannya, para tersangka dijerat Pasal 170 KUHP tentang penganiayaan bersama-sama di depan umum dengan ancaman hukum penjara di atas lima tahun.
Diketahui, dua pelaku yang ditangkap sebelumnya, yakni SU (40) dan NA (39) melakukan pemukulan di bagian perut dan punggung.
Kombes Pol Asep Adi Saputra menjelaskan Muhammad Aljahra alias Zoya (30) sempat menyampaikan permintaan maaf kepada seorang marbot Musala Al Hidayah, Rojali (40).
MA diduga mengambil amplifier Musala Al Hidayah, Babelan, Bekasi. Dia dipergoki Rojali, kemudian melarikan diri mengendarai sepeda motor.