Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat membeberkan pembicaraan yang dilakukannya dengan Megawati Soekarnoputri saat mendampingi Presiden ke-5 RI itu dalam peresmian Simpang Susun Semanggi.
Djarot mengatakan, Megawati menjelaskan pembangunan di kawasan tersebut pada zaman ayahnya, Presiden ke-1 RI sekaligus Bapak Proklamator, Soekarno atau dikenal sebagai Bung Karno.
"(Beliau) menjelaskan filosofi dari daun semanggi," ujar Djarot, saat ditemui usai peresmian Simpang Susun Semanggi, Jakarta, Kamis (17/8/2017).
Filosofi daun semanggi tersebut mengibaratkan suh atau pengikat sapu lidi.
Penggunaan suh untuk mengikat lidi-lidi yang telah dihimpun, dimaknai sebagai pemersatu.
Hal itu yang diibaratkan untuk menyatukan wilayah ibu kota.
Tidak hanya itu, mantan Wali Kota Blitar itu pun menegaskan bahwa Megawati membenarkan filosofi daun semanggi sebagai pemersatu bangsa.
"Beliau (Megawati), membenarkan memang begitu definisinya," tegas Djarot.
Sebelumnya, Presiden Jokowi meresmikan Simpang Susun Semanggi tepat saat momen perayaan Hari Kemerdekaan ke-72 Republik Indonesia, Kamis malam.
Saat meresmikan proyek tersebut, ia didampingi oleh sang istri Iriana, Gubernur DKI Djarot Saiful Hidayat dan istri, Happy Farida, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadi Muljono, serta Ketua DPRD DKI Prasetyo Edi Marsudi dan istri.
Tanpa membuang waktu lama, Jokowi pun akhirnya meresmikan proyek yang dikerjakan oleh PT Wijaya Karya (WIKA) Itu.
"Dengan mengucap Bismillah, saya resmikan Simpang Susun Semanggi," ujar Jokowi singkat seraya menekan tombol bersama Djarot, di lokasi Simpang Susun Semanggi.
Usai tombol tersebut ditekan, tirai berwarna biru pun terbuka dan memperlihatkan delapan tugu bertuliskan masing-masing huruf, SEMANGGI.
Hadir pula Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga DKI Yusmada Faizal serta Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto.