Alasannya saat itu peak season hingga sulit mengurus visa.
Ali mengundurkan waktunya jadi Januari 2016.
Namun saat waktunya tiba, mereka tidak diberangkatkan juga.
Akhirnya pada April Ali dilaporkan ke Bareskrim Polri.
"Ali sudah jadi tersangka. Tapi polisi lamban. Sampai saat ini tidak juga ditangkap. Bahkan, Ali masih beroperasi memasarkan paket umrah itu," katanya.
Tekanan batin
Yati juga menuturkan, para korban penipuan umrah KRK mengalami tekanan batin.
Ada pula di antara mereka yang bercerai karena berselisih dengan suami atau istri, setelah tidak kunjung diberangkatkan.
"Banyak juga yang bercerai karena gak harmonis. Mungkin dulu pasangannya bilang 'jangan', terus ngotot, eh malah gak jadi. Akhirnya ribut sampai cerai," ujar Yati.
Selain itu berbagai penyakit juga diderita oleh sejumlah korban.
Lantaran shock, akhirnya mereka menderita stroke hingga menyebabkan meninggal dunia.
Korban lain bernama Intan menuturkan sebelumnya, pemilik PT Assyifa Mandiri Wisata, Ali Zainal Abidin sempat ditahan pada bulan Juni 2016.
Ia dilaporkan oleh empat orang yang mengaku merasa ditipu lantaran tak kunjung diberangkatkan ke tanah suci.
Baca: Beda Profesi Bikin Gak Harmonis! Saat Bertemu Gracia Indri dan David NOAH Sudah Lelah
"Dia (Ali) ditahan cuma sebulan. Habis itu dikeluarin lagi karena akhirnya langsung diurus untuk 4 orang itu agar berangkat umrah. Nah sekarang ada ribuan nih yang ngaduin dia," tutur Intan.
Kini pihak perseorangan maupun agen-agen umrah kecil mengharapkan agar kepolisian menyamaratakan hukum serta melakukan pengusutan terhadap kasus dugaan penipuan tersebut. Karena mereka menilai kasus ini sama seperti First Travel.
Sementara itu ketika dikonfirmasi, Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Setyo Wasisto, lalu Karo Penmas Mabes Polri Brigjen Rikwanto, dan Kabag Penum Divisi Humas Mabes Polri Kombes Martinus Sitompul, belum merespon.
Kantor pindah
Ketika Warta Kota menyambangi kantor biro travel PT Assyifa Mandiri Wisata atau Kafilah Rindu Ka'bah (KRK) di Jalan Kesemek Blok R No 9, Kalibata Indah, Jakarta Selatan, pada Selasa (5/9/2017), tampak sepi.
Menurut seorang sekuriti perumahan itu kepada Warta Kota, kantor di alamat itu sudah tutup.
"Banyak orang yang nyari dan marah-marah karena kantor itu sudah tutup. Memang warga sini banyak yang ingin perusahaan itu pindah, setelah tahu kantor itu banyak masalahnya," kata petugas yang enggan disebut namanya itu.
Manajemen KRK, kata sekuriti tersebut, telah pindah sekitar delapan bulan lalu, setelah ratusan jamaah mendatangi kantor tersebut untuk meminta kepastian kapan akan diberangkatkan umrah.
Artikel ini sudah dipublikasikan di WARTA KOTA dengan judul: Cerai Gara-gara Tertipu Travel Umrah