Warga menjelaskan Indria Kameswari sehari-hari naik angkot untuk berangkat ke kantor.
Sedangkan Abdul Aziz kerap terlihat bergonta-ganti mobil.
Hal tersebut bersebrangan dengan keterangan yang menyebutkan Indria merasa malu karena suaminya punya mobil butut.
"Kalau si bapaknya (tersangka) mah bisa dibilang kurang ramah lah, etika secara sopan aja kurang lah sama keamanan, beda sama istrinya (korban) dia ramah," kata Maulana, Kepala Keamanan Perum River Valley, dikutip dari Tribun Bogor.
Pengakuan beberapa warga diperkuat oleh penuturan atasan Indria.
Kepala Balai Diklat BNN, Sindhu Setiatmoko menganggap segala pemberitaan mengenai sifat Indria yang buruk itu tidak benar.
Pasalnya semenjak bergabung dengan Balai Diklat BNN di Lido, Bogor, Indria dikenal sebagai pegawai yang ramah dan tak pernah terlibat masalah.
"Dia tidak pernah ribut. Orangnya cukup sopan dengan atasan," kata Sindhu.
"Yang jelas, pribadinya menyenangkan, humoris. Ribut enggak pernah. Bicaranya sopan, bicaranya logat Sundanya kental. Tapi, enggak judes," tambahnya.
Perilaku Abdul Aziz Terungkap
Abdul Aziz yang jadi terduga pelaku pembunuhan istrinya sendiri itu ternyata seorang debt collector.
Eva, seorang tetangga di dekan rumah Indria membenarkan jika Abdul Aziz kerap berganti-ganti kendaraan.
"Setiap minggu mobilnya beda-beda. Kadang Camry, kadang Fortuner, kadang Avanza. Kalau terakhir kemarin itu ya pakai Ertiga sebelum kejadian,” ucapnya, dikutip dari Tribunnews.
Selain itu ternyata perilaku Abdul Aziz terhadap B, putra pertama Indria bisa dibilang keterlaluan.
Anak tirinya yang baru duduk di kelas dua SMA itu diajak pergi ke bar saat malam Idul Adha atau semalam sebelum terjadinya pembunuhan.