TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebanyak 25.000 aparat gabungan dari unsur TNI-Polri dikerahkan untuk pengamanan reuni akbar Alumni 212 di Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, Sabtu (2/12/2017) mendatang.
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Idham Azis mengatakan, Polri bersama dengan TNI sudah berkoordinasi untuk mengamankan jalannya aksi.
Puluhan ribu aparat gabungan telah siap untuk disiagakan.
"Saya menyiapkan kurang lebih 25.000 pasukan dan itu terdiri dari Brimob dan satuan Polda Metro Jaya dan satuan Korbrimob dan TNI dan beberapa kompi yang kita tarik dari Brimob Nusantara," ujar Idham di Mapolda Metro Jaya, Semanggi, Jakarta Selatan, Selasa (21/11/2017).
Baca: Kapolda Metro Imbau Reuni Akbar 212 Tidak Diselenggarakan di Monas
Idham telah menerima surat pemberitahuan acara reuni akbar.
Dalam surat pemberitahuan itu, penyelenggara reuni akbar akan melangsungkan salat subuh berjamaah dan dzikir bersama.
"Yang jelas Polda Metro dan kami di-back up Kodam dan Mabes Polri kami siap mengamankan kegiatan itu," ujar Idham
Soal Penilaian Harian Beserta Kunci Jawaban Mapel Informatika Kelas 10 SMA/MA Materi Sistem Komputer
Latihan Soal & Jawaban PKN Kelas 1 SD Bab 2 Semester 1 Kurikulum Merdeka, Aku Anak yang Patuh Aturan
Alumni 212 akan menggelar reuni akbar di Monumen Nasional, Jakarta Pusat, pada 2 Desember 2017 mendatang.
Ketua Presidium Alumni 212 Slamet Maarif mengatakan, telah melayangkan surat undangan kepada Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno.
"Sudah masuk surat undangannya tinggal tunggu konfirmasi dari beliau saja," ujar Slamet saat dikonfirmasi, Selasa (21/11/2017).
Baca: Reuni Akbar Alumni 212 di Monas Undang Anies-Sandi
Slamet mengapresiasi langkah Anies yang memperbolehkan Monas digunakan untuk kegiatan keagamaan.
"Bagus, area itu kan' simbol dari DKI Jakarta, siapapun bisa pakai. Artinya Pak Anies ingin membangun area itu milik siappaun," ujar Slamet.
Sementara itu, dalam reuni akbar 212, kata Slamet, akan ada jutaan orang yang memadati area Monas.
"Kalau perkiraan di atas satu juta," ujar Slamet.