TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) bertujuan menghilangkan kemacetan di Jakarta.
Namun, Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar meyakini MRT juga menjadi sarana perbaikan budaya transportasi massal bagi warga DKI Jakarta.
William mencontohkan bahwa masih banyaknya masyarakat yang tidak tertib dan tidak teratur. Menurutnya, MRT mampu mengedukasi masyarakat mengenai hal tersebut.
Baca: Pembangunan LRT Jakarta Masih Minim Fasilitas Integrasi Angkutan Massal
“Kita ingin edukasi masyarakat, jadi ketika anda menggunakan MRT maka ada budaya bertransportasi untuk lebih teratur dan tertib,” ujar William dalam diskusi bersama Forum Jurnalis dan Blogger MRT Jakarta di Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (28/11/2017) kemarin.
Agar para masyarakat dapat belajar budaya tersebut, William mengaku akan memperkenalkan budaya tersebut terlebih dahulu ke karyawannya.
Baca: Pemprov DKI Hapus Sanksi Pajak Kendaraan Bermotor Mulai 30 November-23 Desember 2017
Ia menjelaskan budaya tersebut akan diterapkan pada para karyawan MRT yang kemudian akan ditransferkan ke setiap penumpang.
Nantinya, kata William, akan ada 381 pekerja yang disiapkan untuk membuat MRT menjadi transportasi massal yang ramah, nyaman, dan aman, serta mengajarkan budaya tertib ke penumpang.
“Ketika MRT beroperasi, kita sangat berharap kita naik kelas. Karena ada budaya transportasi yang aman, nyaman, dan tertib, serta investasinya besar sekali. Akan sangat disayangkan kalau kita tidak melakukan dan menerapkannya (budaya tertib) sekarang,” pungkasnya.