TRIBUNNEWS.COM, BANDAR LAMPUNG - Menyambut Natal dan Tahun Baru, PT KAI Divre IV Tanjungkarang akan menyediakan 3.596 kursi per hari atau 61.132 total seat selama masa angkutan Nataru (Natal dan Tahun Baru).
Menurut Humas PT KAI Divre IV Tanjungkarang Franoto Wibowo, penambahan kursi ini ditetapkan selama 17 hari yakni mulai tanggal 22 Desember 2017 hingga 7 Januari 2018.
"Ini akan diberlakukan pada KA Sriwijaya rute Tanjungkarang - Kertapati (Palembang) PP, KA Rajabasa rute Tanjungkarang - Kertapati (Palembang) PP," katanya saat ditemui tribunlampung.co.id dikantornya, Selasa 12 Desember 2017.
Baca: Novanto Mengaku 20 Kali ke Toilet, Jaksa KPK Sebut Hanya 2 Kali
"Dua perjalanan KA Seminung rute Tanjungkarang - Kotabumi serta 2 perjalanan KA Seminung rute Kotabumi - Tanjungkarang," tambah Franoto.
Selama masa angkutan tersebut juga, lanjut Franoto, seluruh pegawai PT KAI Divre IV Tnk, sebanyak 3.000 pegawai baik organik maupun non organik, akan dimaksimalkan.
Membantu kelancaran pelayanan di stasiun - stasiun, dan tidak diperkenankan mengambil cuti tahunan. "Nantinya sendiri sarana KA, kami menyiapkan 3 unit lokomotif siap operasi dan 1 unit lokomotif cadangan, serta 34 unit kereta siap operasi dan 4 unit kereta cadangan," ujarnya.
Baca: Gede Widiade Menjawab Soal Bocoran Pemain Liga Turki ke Persija
"Selain itu kami juga menyiapkan 8 perjalanan KA reguler untuk melayani masyarakat yang ingin menggunakan jasa KA pada masa liburan akhir tahun kali ini," sebutnya. Franoto menuturkan, untuk mengahadapi daerah rawan bencana alam, pihaknya juga menyediakan alat material untuk siaga (Amus).
Ini meliputi tenaga flying gank, Petugas Penilik Jalan (PPJ) Ekstra, Penjaga Jalan Lintas (PJL) Ekstra, dan petugas posko daerah rawan juga disiagakan di sepanjang lintas KA. Ini untuk mencegah terjadinya gangguan perjalanan KA.
"Totalnya akan ada 117 petugas disiagakan dengan rincian 57 personil PPJ Ekstra, 30 personil PJL Ekstra, dan 30 personil posko daerah rawan," imbuhnya. Meski demikian, Franoto tetap mengimbau kepada seluruh masyarakat pengguna jalan untuk selalu mematuhi rambu-rambu di pelintasan sebidang.
Data menunjukkan, dari tahun ke tahun, terdapat tren kenaikan jumlah kecelakaan di pelintasan sebidang. "Pada tahun 2016 terdapat 15 kejadian dan tahun 2017 sudah 22 kejadian, maka diperlukan kerja sama dengan seluruh pihak untuk mewujudkan keselamatan bersama," kata Franoto. (okj)