TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sepanjang tahun 2017 angka kejahatan di wilayah Jakarta Pusat mengalami penurunan dibandingkan pada tahun tahun 2016.
Hal tersebut berdasarkan data analisa dan evaluasi (Anev) sepanjang tahun 2017 yang menunjukan penurunan hingga 37 persen.
"Angka kriminalitas sepanjang tahun 2017 ini mengalami penurunan hingga 1.462 kasus atau 37 persen. Dimana, tahun 2016 tercatat ada 3.989 kasus, sedangkan di tahun 2017 ini hanya 2.527 kasus," kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Roma Hutajulu, Sabtu (30/12/2017).
Menurut Roma, menurunnya tingkat kriminalitas di wilayah hukum Polres Jakarta Pusat tak lepas dari semakin aktifnya pihaknya melakukan berbagai upaya operasi.
Hal tersebut juga tidak terlepas dari kerjasama pengamanan dengan pihak TNI dalam hal ini Kondim 0501/Jakpus.
Baca: Sidak Terminal Magelang Menhub Temukan Bus Tak Laik Jalan Angkut Turis Thailand
Baca: Nasib Setya Novanto di Penghujung Tahun
"Di tahun 2017 ini, kita telah melakukan dinamika operasi yang dibackup TNI yang selalu bersama-sama mengamankan dan mengantisipasi tindak kriminalitas. Karena itu, saya juga turut merasa berterima kasih kepada Dandim 0501/Jakpus Letkol TNI Inf Edwin Sumantha yang juga hadir langsung dalam acara press release ini," katanya.
Dari total angka kriminalitas yang terjadi sepanjang 2017 tersebut, setidaknya pihaknya telah berhasil menyelesaikan dan mengungkap sebanyak 64 persen.
Sedangkan sisanya diakuinya masih menjadi perkerjaan yang harus diselesaikan pada tahun 2018 mendatang.
"Masih ada sekitar 1.000 kasus yang belum terungkap dan terselesaikan. Dan itu masih akan kita selidiki terus untuk mengungkapnya. Kita juga akan buat program di 2018 ini," katanya.
Sementara itu mengenai kasus-kasus yang belum terungkap pihaknya mengklaim bahwa banyak kendala yang terjadi dalam pengungkapan kasus tersebut.
Kasus Narkotika Meningkat
Sedangkan kasus narkotika, Roma mengatakan, jika tahun 2017 ini tercatat mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan tahun 2016 lalu.
Pada tahun 2016, tercatat ada 805 kasus, sedangkan pada 2017 ini tercatat menjadi 911. Jika dipersentasikan naik sebanyak 13 persen.
"Untuk barang buktinya, berhasil mengamankan sabu 7,6 Kg, ganja 70,1 Kg, ekstasi 915 butir, psikotropoka 108 butir, heroin 3,42 gram, dan tembakau gorila 43,65 gram," katanya.
Untuk menekan angka tingkat penyalahgunaan narkotika, pihaknya juga terus melakukan operasi preman dan juga cipta kondisi jelang Natal dan tahun baru.
Dari operasi tersebut, pihaknya berhasil mengamankan 270 preman, 1.248 botol minuman keras berbagai merek, dan 1.131 kembang api beserta petasan yang terdiri dari berbagai ukuran.
"Dari seluruh preman yang kita amankan, sebanyak 55 orang ditahan sisanya dibina. Untuk barang bukti Miras, kembang api dan petasan kita musnahkan," katanya.
Penulis: Joko Supriyanto