News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Liburan di Kota Tua Jakarta, Wisatawan Mengeluh Lokasi Dipenuhi Pedagang Kaki Lima dan Angkot

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana keramaian pengunjung di kawasan Kota Tua, Jakarta, Sabtu (30/12/2017).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Masa libur sekolah dan libur akhir tahun dimanfaatkan warga untuk mengunjungi tempat-tempat wisata.

Salah satu tujuan wisata di Jakarta yang diserbu oleh masyarakat adalah kawasan kota tua.

Mereka yang datang ke sini bukan hanya warga Jakarta namun juga pengunjung dari luar Jakarta yang sedang berlibur di Ibukota.

Ramainya pengunjung yang datang ke kawasan wisata sejarah kota tua membawa berkah bagi Pedagang Kaki Lima (PKL).

Ratusan PKL turun ke jalan untuk menjajakan dagangan mereka.

Baca: Kritik terhadap Penataan Tanah Abang Berdatangan, Ini Pembelaan Sandiaga Uno

Suasana keramaian pengunjung di kawasan Kota Tua, Sabtu (30/12). (Warta Kota/Hamdi Putra). ()

Mulai dari pedagang makanan, pedagang minuman dan pedagang aksesoris tampak menggunakan bahu jalan dan trotoar sebagai tempat berdagang.

Pengunjung yang ramai, PKL yang turun ke jalan dan trotoar, parkir liar, angkot ngetem dan volume kendaraan yang tinggi di kawasan kota tua membuat kemacetan tidak terhindarkan.

Bahkan ekor kemacetan sampai ke Jalan Gajah Mada yang mengarah ke kota tua.

Ketika dikonfirmasi kepada para PKL yang turun ke jalan dan trotoar untuk berdagang, mereka mengaku terpaksa memanfaatkan keramaian masa libur untuk meraup keuntungan.

"Terpaksa karena di lokasi binaan jalan cengkeh sepi, dagangan gak laku," kata Mabruri, seorang PKL es selendang mayang dan makanan khas Betawi.

Menurut Mabruri, lokasi binaan jalan cengkeh hanya menang dari segi tempat namun kalah dalam jumlah pengunjung.

"Lokbin jalan cengkeh menang tempat doang, kurang sosialisasi ke pengunjung," kata Mabruri.

Lain halnya dengan Qomariah, pedagang pecel dan gorengan. Ia mengaku turun ke jalan untuk berdagang karena ikut-ikutan.

"Ikutan yang lain aja. Yang lain jualan di jalan saya jualan di jalan juga," kata Qomariah.

Akibat trotoar dan jalan raya terpakai oleh PKL serta menimbulkan kemacetan, pengunjung kawasan kota tua mengeluhkan keadaan ini.

"Bikin macet gak rapih gak teratur. Jalan kaki aja susah," kata Dwi yang datang ke kota tua bersama keluarga besarnya.

Sedangkan Ani dan keluarga, pengunjung dari Pemalang, Jawa Tengah sama sekali tidak menyangka kalau kawasan kota tua semrawut seperti ini.

"Sumpek, bikin pusing. Nggak nyangka seruwet ini," kata Ani kepada Warta Kota.

Meskipun aparat kepolisian tampak berjaga-jaga di lokasi namun mereka seolah tidak berdaya menghadapi situasi kemacetan dan kesemrawutan di kawasan kota tua.

Penulis: Hamdi Putra

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini