News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Gerah Ditanya, Sandiaga Bantah Punya Hubungan Keluarga Dengan Pemilik Ratu Prabu Energi

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sandiaga Uno

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Gubernur DKI Sandiaga Uno membantah memiliki hubungan keluarga dengan pemilik perusahaan Ratu Prabu Energi, Derek Prabu Maras.

Ia mengatakan secara tegas dirinya tidak ada hubungan darah dengan keluarga Derek Prabu Maras.

"Tidak ada, saya sampaikan untuk ke tujuh kalinya dan terakhir kalinya, saya tidak ada hubungan sama sekali dengan keluarga Derek Maras, pemilik Ratu Prabu," ujar Sandiaga, di Balai Kota DKI, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (10/1/2018).

Baca: Jumat, KPK Periksa Fredrich Yunadi Sebagai Tersangka

Tidak hanya itu, Sandiaga juga menekankan bahwa sang istri, Nur Asia tidak memiliki hubungan keluarga apalagi kakak beradik dengan istri Derek.

"Tidak, bukan," kata Sandiaga.

Pernyataan tersebut ia sampaikan menyusul tudingan dirinya melakukan praktik nepotisme.

Hal tersebut karena ia menerima kunjungan perusahaan energi itu mengacu pada penawaran proyek pembangunan Light Rail Transit (LRT) yang nilainya mencapai Rp 320 triliun.

Baca: Polisi Sarankan Anies Segera Buat Pergub Pembatasan Sepeda Motor Dengan Sistem Ganjil Genap

Di jejaring sosial Twitter, sejumlah akun membahas hubungan antara Sandiaga dan Derek.

Ada yang menyebut Sandiaga bagian dari keluarga Derek, ada pula yang menduga bahwa istri Sandiaga lah yang memiliki tali persaudaraan dengan Derek.

Rencana perusahaan Energi untuk membangun LRT Jakarta sebelumnya juga didukung oleh Menteri Perhubungan RI Budi Karya Sumadi.

Ia mengizinkan perusahaan swasta turut serta membangun infrastruktur di ibukota, jika mereka memang berminat.

Baca: Menelisik Sosok Dokter Bimanesh yang Ditetapkan Tersangka KPK Terkait Kasus Setya Novanto

Hal tersebut karena saat ini diketahui bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) memang terbatas untuk pembangunan infrastruktur, termasuk di ibukota.

Budi pun menyampaikan usulnya, ia berharap agar pembangunan LRT dilakukan untuk rute dua bandara di Jakarta, dari Bandara Halim Perdana Kusuma hingga Bandara Soekarno-Hatta.

Untuk merealisasikan pembangunan LRT itu, PT Ratu Prabu harus mengajukan proposal pembangunan proyek tersebut kepada pemerintah.

Baca: Kuasa Hukum Susun Draf Pengajuan Justice Collaborator Setya Novanto

Apakah nantinya pembangunan tersebut sesuai dengan apa yang diarahkan pemerintah dan berguna bagi publik.

Jika proposal tersebt disetujui, PT Ratu Prabu akan membangun LRT lanjutan sepanjang 200 kilometer.

Sedangkan jika ditotalkan, investasi pembangunan infrastruktur tersebut mencapai angka Rp 320 miliar.

Angka tersebut nantinya akan dibagi dalam tiga tahap pembangunan, mulai dari 2020 hingga 2025.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini