Kepala RSAL Mintohardjo, dr Kolonel Laut Wiweka menjelaskan banyak dari pasien yang mengalami luka yang bervariasi, terutama pasien atas nama Deka (20), Desvahera (20), Karmeta (20), dan Indah (20). Mereka adalah mahasiswi semester 5 Universitas Bina Darma Palembang.
"Sebetulnya pasien mengalami multiple injury, trauma di berbagai tempat, yang kami lihat tadi rekaman kejadiannya bahwa mereka jatuh, tidak bisa dinilai bagian mana dulu (yang jatuh) benturan. Tapi paling banyak di daerah tangan kemudian kaki, pinggul, dan tulang belakang," ungkapnya.
Berbagai dokter spesialis telah disiapkan pihaknya mulai dari dokter ahli ortopedi untuk menangani patah tulang, dokter ahli saraf, dokter ahli digestif yang menangani trauma di bagian perut dan konsultan intensive care.
Ibu hamil
Sementara itu sebanyak tujuh korban dibawa ke RS Pusat Pertamina (RSPP). Kepala Bisnis Management RSPP Agus W Susetyo mengatakan terdapat 7 korban yang masuk di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSPP yaitu 4 laki-laki dan 3 perempuan.
"Dari ketujuh pasien itu, satu orang ibu hamil dan satu mahasiswa yang sedang kunjungan belajar di tempat tersebut (BEI)," ujar Agus saat ditemui di RSPP Jakarta Selatan, Senin (15/1).
Sebanyak 5 orang menjalani rawat inap, sedangkan satu pasien sudah diperbolehkan pulang dan seorang lagi masih dalam observasi di IGD agar bisa pulang dan melakukan rawat jalan.
Agus menjelaskan ada beberapa pasien yang luka akibat benturan, ada juga yang hanya psikis saja.
"Yang cuma kaget itu ada dua orang. Tapi yang lainnya ada luka lecet, patah tulang, dan luka akibat benturan di kepala," ujar Agus.
Beberapa penanganan segera dilakukan pihak RS seperti melakukan penjahitan, dan perawatan medis lanjutan.
"Lamanya rawat inap itu tergantung kasusnya, kalau yang patah tulang kemungkinan bisa tiga hari," ujar Agus.
Sedangkan menurut dr.Trijati yang menangani korban, skala lukanya ringan sampai sedang.
"Yang hamil bernama Nova. Dia tidak langsung kena reruntuhan. Kejadiannya tepat di depan pasien, karena dia lagi hamil jadi syok, sesak napas, dan kontraksi," ujar dr Trijati.
"Sudah dilakukan periksaan dan janinnya stabil, pasiennya juga baik-baik saja, namun kita sarankan observasi paling tidak 1 sampai 2 malam," sambungnya.(m14/m16/abs/suf/Kompas.com)
Artikel ini sudah dimuat di WARTA KOTA dengan judul: Mahasiswi Cantik ini Kondisinya Paling Parah Saat Lantai Ambruk