TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kasus pembunuhan yang menimpa Ali Rahman (33) di gang sempit di Cawang, Jakarta Timur, Senin (16/4/2018) malam akhirnya terungkap.
Pelakunya bernama Petrus Paulus (21) seorang mahasiswa yang berada di wilayah lokasi pembunuhan.
Pelaku ditangkap di kediaman kakaknya di Cikarang Selatan, Bekasi, Selasa (17/4/2018) pagi.
Atas perbuatannya pelaku dijerat pasal 338 tentang pembunuhan dengan ancaman pidana 15 tahun penjaran.
Baca: Kronologi Pembunuhan Pria di Gang Sempit: Berawal Dari Ajakan Korban Lakukan Hubungan Sesama Jenis
Dari penangkapan pelaku, terungkap berbagai fakta di balik pembunuhan tersebut.
Berikut sejumlah fakta yang dihimpun Tribunnews.com terkait kasus pembunuhan tersebut.
1. Kesal diajak melakukan hubungan sesama jenis
Dilansir dari wartakotalive.com, pelaku Petrus Paulus atau Paul membunuh Ali Rahman (33) karena kesal dipaksa melakukan hubungan seksual sesama jenis.
"Apakah itu dulu pernah melakukan atau sudah, yang jelas korban jengkel dipaksa. Jadi tidak hanya diminta kirim foto telanjang saja,” kata Kombes Pol Yoyon Tony Surya Putra, Kapolres Metro Jakarta Timur, di Mapolda Metro Jaya, Kebayoranbaru, Jakarta Selatan, Rabu (18/4/2018).
Baca: Pembunuhan di Jakarta Timur Bermotif Hubungan Sesama Jenis, Pelaku Kesal Dipaksa Berhubungan Badan
Sebelum kejadian, antara pelaku dengan korban sempat terlibat cekcok mulut.
"Saat kejadian sempat terjadi cekcok. Kemudian, pelaku langsung nekat menganiaya korban menggunakan sangkur,” kata Tony.
Korban menerima beberapa luka seperti pergelangan tangan kiri, pelipis kiri, mata kiri, dada kanan, punggung kanan, paha kanan, dan akhirnya meninggal di tempat kejadian.
2. Kasus terungkap dari handphone pelaku
Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Timur Ajun Komisaris Besar Sapta Maulana mengatakan, saat mayat ditemukan tidak ada barang berharga milik korban hilang.
Hal tersebut menjadi kesimpulan bahwa korban bukan korban perampokan.
Setelah ditelusuri, ternyata korban memilik kelainan seksual, itu terlihat dari pemeriksaan telepon seluler milik korban.
Baca: Alasan Paul Bunuh Ali di Gang Sempit: Saya Tidak Suka Orang Seperti Itu, Makanya Saya Beri Pelajaran
Bahkan di dalam tas milik korban juga ditemukan pelumas seksualitas.
"Kami mencoba membuka ponsel tersebut. Setelah itu kami dapatkan yang diduga pelaku, kami langsung menuju kos pelaku. Ternyata saat itu di kos diduga pelaku kosong dan barang-barang sudah dibawa pelaku. Kami ambil kesimpulan yang bersangkutan akan kabur," kata Sapta di Polres Metro Jakarta Timur, Rabu (18/4/2018) dilansir dari wartakotalive.com.
Setelah mendapatakan informasi keberadaan pelaku, petugas langsung melakukan penangkapan.
Beruntung tak ada perlawanan yang dilakukan pelaku saat dilakukan penangkapan di Cikarang Selatan, Selasa (17/4/2018) pagi.
3. Perkenalan berawal dari facebook
Perkenalan pelaku dengan korban berawal dari media sosial Facebook.
Kemudian keduanya mulai saling bertukar kirim foto.
Kemudian, keduanya saling dekat.
Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Timur Ajun Komisaris Besar Sapta Maulana mengatakan, pelaku melakukan pembunuhan tersebut karena kesal pada korban karena sering kali diajak kencan.
Awal mulai komunikasi dengan korban yaitu saat mendapatkan ajakan bergabung di media sosial pada Jumat (15/4/2018).
Ternyata grup tersebut berisikan kaum LGBT, karena warga baru banyak yang mengajak kenalan dengan korban.
Hingga akhirnya korban mengirimkan pesan kepada pelaku, lalu mengirim beberapa foto syur korban.
Korban pun mengajak pelaku bertemu dan melakukan hubungan badan sesama jenis.
"Pelaku merasa kesal karena saat chat di Whatsapp, korban mengajak pelaku berhubungan sesama jenis. Ternyata pelaku tidak suka hal tersebut sehingga merasa kesal," katanya.
Sapta mengatakan, pelaku ingin memberikan pelajaran kepada korban atas perbuatanya yang membuat dirinya tidak suka.
Pertemuan pun terjadi, bahkan pelaku juga sudah merencanakan untuk melukai korbannya.
"Pada awalnya pelaku ingin kasih pelajaran. Ini baru pertama kali kenal. Kenal Jumat, Sabtu ajak ketemu enggak jadi, Senin lagi. Pelaku kesal karena korban terus mengejar pelaku," katanya.
4. Habisi korban dengan sangkur
Dalam ungkap kasus yang digelar di Polres Metro Jakarta Timur, Jatinegara, polisi menunjukkan alat yang digunakan pelaku untuk menghabisi nyawa korban.
"Pelaku menghabisi nyawa korban dengan Sangkur yang dipinjam dari teman yang tinggal disekitar lokasi pembunuhan," kata Kasatreskrim Polres Jakarta Timur AKBP Sapta Maulana kepada wartawan, Rabu (18/4/2018) dilansir dari Tribun Jakarta.
Sebelum bertemu dengan korban, pelaku meminjam senjata tajam tersebut dari temannya yang bernama Alfond Baddu sekira pukul 18.30, Senin (16/4/2018).
Setelah membawa korban ke tempat sepi dan gelap di belakang kampus UKI, pelaku kemudian mengeluarkan dan langsung menghujamkan sangkur tersebut ke dada sebelah kiri korban sehingga korban terjatuh.
Tak puas melihat korban tersungkur, lantas pelaku menusukan kembali sangkur tersebut ke tubuh korban sebanyak enam kali.
"Korban ditusuk enam kali tusukan sehingga korban meninggal dunia di tempat," katanya.
Setelah menghabisi nyawa korban, pelaku sempat mengembalikan sangkur di kontrakan temannya, Alfond Baddu.
Kemudian korban langsung mengemasi pakaian dan barang-barangnya untuk kemudian pergi ke kontrakan kakaknya yang terletak di kawasan Cikarang Selatan.
5. Pemakuan pelaku
Dihadapan polisi pelaku yang memiliki tubuh pendek dan struktur tubuh atletis tersebut mengaku tidak menyukai tindakan korban, setelah kerap kali mengoda dirinya untuk melakukan hubungan sesama jenis melalui pesan singkat.
Bahkan setelah usai membunuh korbannya, ia mengaku menyesal dan tidak bisa tidur atas peristiwa tersebut.
"Saya tidak suka orang seperti itu, makanya saya kasih pelajaran buat dia," kata Paul, sapaan Petrus Paulus, di Polres Metro Jakarta Timur, Rabu (18/4/2018).
Ia mengatakan, awal kekesalannya bermula korban kerap kali mengirimkan foto-foto syur kepada dirinya.
Bahkan Ali selalu memaksa untuk melakukan pertemuan dan meminta kepada pelaku untuk mengirimkan foto syur.
Namun hal itu tak pernah ditanggapi pelaku, hingga akhirnya, Senin (16/4/2018), pelaku dan korban bersepakat untuk melakukan pertemuan.
Sebelum bertemuan tersebut berlangsung, Paul sudah memiliki niat buruk.
Ia meminjam sebuah belati kepada seorang temanya.
Pria yang masih aktif kuliah di salah satu universitas swasta di Cawang akhirnya melakukan pertemuan dengan Ali yang tidak jauh dari kampusnya.
Paul mengungkapkan bahwa saat perjalanan dirinya sempat dipegang-pegang korban.
"Saya sempat dipegang-pegang, tapi saya mencoba menghindar," katanya.
Selanjutnya di saat berada di gang sempit yang memang sepi tanpa adanya cahaya penerangan, Paul langsung menikam korban dengan belati yang sudah disiapkan.
Sebanyak enam tusukan bersarang ke tubuh korban hingga tewas dilokasi kejadian.