News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Saat Pengantre Sembako di Monas Pingsan dan Saling Dorong, Anak-anak Menjerit Kehausan

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana pembagian sembako di Silang Monas, Jakarta Pusat, Sabtu (28/4/2018)

TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Pembagian sembako yang mewarnai acara Pesta Rakyat: Untukmu Indonesia di Monumen Nasional (Monas), Gambir, Jakarta Pusat, Sabtu (28/4), berlangsung heboh.

Banyaknya warga yang hendak menukarkan voucher dengan sembako gratis itu membuat mereka saling berdesakan di bawah terik matahari.

Walaupun terdapat 7 titik lokasi penukaran voucher sembako, namun hal itu tidak mengurangi kehebohan antrean warga yang jumlahnya ribuan orang.

Apalagi sebagian besar di antara mereka adalah ibu-ibu. Tak sedikit yang membawa anaknya yang masih kecil.

Baca: Sampah Berserakan Usai Pembagian Sembako, Pengelola Monas Kerahkan 350 Petugas Kebersihan

Desak-desakan yang hebat, apalagi dilakukan dalam waktu lama di bawah terik matahari, membuat beberapa ibu jatuh pingsan.

"Banyak tadi yang sampai pingsan ibu-ibunya. Namanya juga antre panjang, ditambah panas, mungkin nggak kuat, langsung jatuh," kata Ismi (34), salah seorang pengantre sembako, kemarin.

Ismi menuding pihak panitia tidak sigap dalam mengatasi hal ini.

Pasalnya saat ada warga yang jatuh pingsan, tidak ada tim medis yang menolong. Justru warga yang berinisiatif membawa ke posko.

"Mana? Orang medis nggak ada. Tadi juga warga yang bawa, langsung di angkat ke pos," katanya.

Tak hanya itu, beberapa anak kecil yang dibawa orangtuanya juga sampai menangis karena tidak tahan panas dan berlama-lama desak-desakan.

Beruntung aparat kepolisian yang berjaga dengan sigap mengevakuasi anak-anak itu dari kerumunan pengantre.

'Perjuangan' ribuan orang itu adalah untuk mendapatkan paket sembako yang terdiri dari beras 1 kilogram, mi instan 3 bungkus, minyak, dan gula.

Tak hanya itu, berbagai voucher makanan pun juga tersedia di lokasi.

Masyarakat yang datang wajib menukarkan voucher yang sudah dibagikan, ke stand-stand yang telah disediakan.

Saking padatnya antrean, panitia sempat melakukan penutupan sementara. Hal itu membuat pengantre kecewa.

Seperti diungkapkan oleh Sandi Maria (37) yang datang dari Pademangan, Jakarta Utara.

Apalagi, saat ia mengantre, ada petugas yang mengucapkan kata-kata yang menurut Maria tidaklah pantas.

"Saya itu lagi ngantre. Masak ada petugas bilang 'beras seliter aja pake antre segala'. Ini bukan masalah beras seliter, ini hak warga. Ini yang datang warga jauh-jauh. Mungkin buat dia beras seliter nggak ada harganya, tapi buat yang nggak punya, itu sangat berharga," kata Maria.

Selain itu, kekecewaan Maria terjadi ketika pengambilan sembako tidak boleh dilakukan oleh pria ataupun anak-anak.

Sehingga banyak pria yang ia bagi voucher sembako tidak dapat mengantre.

Maria membawa sebanyak 300 warga dari Pademangan dengan mengendarai bus Transjakarta.

Sebelumnya, ia telah membagikan sebanyak 3.000 voucher kepada warga-warganya.

"Ini voucher saya suruh bagiin ke warga untuk orang dewasa, tidak dibilang untuk ibu-ibu. Jadi saya bagikan juga untuk pria-pria. Tapi tadi bilangnya pria nggak boleh antre, jadi yang antre ibu-ibu semua. Dengan antrean sebanyak ini, wajar saja banyak ibu-ibu yang pingsan," katanya. (jos/m16)

Selengkapnya, Baca di Harian Warta Kota Edisi Minggu 29 April 2018

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini