Padahal sekolah yang dikelola oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika itu hanya membuka 250 kursi.
Kemudian Akademi Perkeretaapian Indonesia (API) Madiun, sebanyak 4.339 pelamar yang merebutkan 96 formasi. Disusul Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN) milik Badan Intelijen Negara (BIN) yang mendapat jumlah pelamar sebanyak 2.438.
Sementara itu, sekolah kedinasan yang tidak terlalu banyak pelamar adalah Politeknik Pelayaran Surabaya yang hanya membuka 192 formasi.
Tahun ini jumlah pelamar di sekolah itu sebanyak 899 orang. Sedangkan di Akademi Teknik dan Keselamatan Penerbangan (ATKP) Medan yang hanya membuka 24 formasi mendapat jumlah pelamar sebanyak 1.110 orang.
Peningkatan jumlah pelamar tahun ini juga dikarenakan Kementerian Perhubungan membuka formasi untuk 11 sekolah kedinasan miliknya. Sementara tahun 2017 kemarin, Kemenhub hanya membuka formasi untuk STTD Bekasi.
Para pelamar sekolah kedinasan harus mengikuti sejumlah tahapan tes. Berdasarkan Peraturan Menteri PANRB No. 22/2018, tes itu adalah seleksi administrasi, Seleksi Kompetensi Dasar (SKD), dan seleksi lanjutan.
Dalam tahap SKD, soal terdiri dari Test Intelijensi Umum (TIU), Test Wawasan Kebangsaan (TWK), dan Test Karaktersitik Pribadi (TKP). Seleksi lanjutan disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing instansi.
Semua pelamar diharapkan mempersiapkan diri dengan baik untuk menghadapi rangkaian tes tersebut.
“Persiapkan diri, baik fisik, mental, maupun wawasan. Tidak ada yang bisa menjamin kelulusan selain diri masing-masing peserta,” tutur Herman.