TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia sebagai negara maritim yang luasan wilayah lautnya lebih luas dibanding daratannya, menjadikan masyarakat Indonesia bergantung kehidupannya dengan laut.
Karena itu, mata pencaharian sebagai nelayan juga banyak ditemukan khususnya di daerah pesisir.
Namun, pekerjaan menjadi nelayan belum bisa memenuhi perekonomian keluarga nelayan, seperti yang terjadi pada keluarga nelayan di Muara Angke, Jakarta Utara.
Meski sudah bekerja sebagai nelayan, kemiskinan masih menjadi masalah utama dalam lingkungan mereka.
Sekelompok mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) yakni Nadiya Ulfa, Ismah Aini, Immatul Ulya, Fuad Heru, dan Affan Ghaffar memiliki ide kreatif untuk memberantas kemiskinan keluarga nelayan di Muara Angke.
Ide tersebut mereka salurkan melalui Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat (PKM-M).
Dengan dibimbing oleh dua dosen muda yaitu Kastana Sapanli, S.Pi, M.Si dan Dr. Soni Trison, S.Hut, M.Si, mereka melatih istri nelayan Muara Angkemembuat abon ikan Selangat.
Baca: Hasil Hitung Cepat Internal, Pasangan Ade Jaro - Ingrid Kansil Paling Unggul
Nadiya menamakan timnya Lambupeso (Pelatihan Pembuatan Produk Olahan Ikan Selangat dan Pemasaran Secara Online). Ini merupakan salah satu upaya pemberdayaan istri nelayan sebagai alternatif penaksir di Muara Angke, Teluk Jakarta.
“Kemiskinan nelayan itu juga disebabkan adanya reklamasi Teluk Jakarta yang sekarang sedang dibangun. Jadi nelayan semakin terpuruk karena daerah tangkapan yang biasanya dituju jadi berkurang dan tergeser. Mereka harus mencari lokasi tangkapan lebih jauh lagi. Dengan begitu mereka juga membutuhkan bahan bakar lebih banyak namun harganya semakin naik,” jelas Affan.
Baca: PKS: Hasil Pilkada 2018, Lampu Kuning Buat Jokowi di Pilpres
Nadiya beserta mengajak 20 istri nelayan untuk menciptakan suatu produk olahan dari hasil tangkapan nelayan di laut.
Produk olahan tersebut dipasarkan secara online.
Selain sedang gencar digunakan, menggunakan media online lebih memudahkan pemasaran dan berpotensi dikenal oleh masyarakat luas.
“Jadi ada satu ikan yang banyak habitatnya dan mudah ditemukan oleh para nelayan yaitu ikan selangat atau ikan belo. Dari ikan itu kami bersama para istri nelayan di sana membuat produk olahan dari ikan selangat berupa abon yang selanjutnya dijual,” tambah Fuad.
Kegiatan yang diinisiasi Tim Lambupeso ini dimulai dari sosialisasi tentang produk, pembuatan produk olahan, dan penjelasan pemasaran.