News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pesawat Lion Air Jatuh

Cerita Sepekan Tim Pendamping Mabes Polri saat Bersama Keluarga Korban Lion Air PK-LQP

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala Tim Pendampingan Polwan Mabes Polri Kombespol Rudatin dan dr.Rachmawati ( berjilbab coklat), saat konferensi pers di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Sabtu (3/11/2018).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Tim Pendampingan Polwan Mabes Polri Kombespol Rudatin menceritakan, kisahnya dan tim yang hampir sepekan mendampingi para keluarga korban pesawat Lion Air PK-LQP.

Posko pendampingan di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur itu, dibuka aktif sejak hari kedua kejadian pesawat yang jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat atau Selasa 30 Oktober 2018 lalu.

Rudatin mengatakan, situasi yang kini dialami oleh keluarga korban adalah mengalami tekanan yang cukup berat atau stres.

"Kami pun sudah membuat jadwal untuk memberikan informasi apapun baik daru rumah sakit, psikologi kemudian dari BPJS Ketenagakerjaan, Jasa Raharja," ujarnya saat ditemui di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Sabtu (3/11/2018).

Ia mengatakan bahkan sampai hari ini, ada 4 orang dari keluarga korban yang belum menerima kenyataan bahwa sanak keluarganya berada di pesawat bernomor penerbangan JT610 itu.

Keempatnya, ujar Rustadin, menjadi fokus perhatian pendampingan yang dilakukan oleh para polwan dan psikolog dari Mabes Polri itu.

"Saat ini ada 4 orang yang jadi perhatian saya ketika keluarganya sampai saat ini belum bisa terima kenyataan sampai ada yang keluarga mulai kemarin sore bilang 'iyadeh bu saya terima kenyataan ini"," tutur dia.

"Jadi mereka butuhkan apa, kami siapkan semua kami disiapkan. Bahkan ada yang kami pantau setiap hari," tambah dia.

Dirinya pun menuturkan, sebagian keluarga penumpang juga enggan berhubungan dengan media dan meminta perlindungan, karena merasa tak nyaman menjadi sorotan.

"Mereka itu butuh perlindungan ketika mereka gak mau diwawancara. Mereka bahkan ada yang melihat kamera rasanya takut. Atas permintaan keluarga kepada kami, kami pun melarang (keluarga disorot media)," ujar dia.

Sementara itu, salah satu dokter yang berdinas di posko pendampingan tersebut Rachmawati mengatakan, sejak awal kejadian ada 6 keluarga korban Lion Air yang sampai dirujuk ke UGD.

Ia menyebut, keluarga penumpang itu mengalami stres, tidak bisa tidur, hipertensi, maupun diare.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini