TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Hovonly Simbolon alias Ivo (27), mahasiswi Pascasarjana Unimed yang dibakar mantan pacarnya Herald Hasibuan, saat ini masih ditangani intensif di ruang ICU rumah sakit Columbia Asia Medan.
Kakak kandung Korban, Yuli Simbolon kepada Tribun Medan menuturkan, saat ini yang menjadi prioritas bagi mereka adalah tetap fokus pada perawatan adik tercinta Hovonly Simbolon.
Sedangkan untuk proses hukum pada terduga pelaku yang membakar Hovonly Simbolon, Yuli menyerahkan sepenuhnya kepada pihak kepolisian.
"Aku paling besar, jadi yang kena musibah ini siampudan kami. Sebenarnya yang paling penting kami fokus ke perawatan dia (Ivo) dulu di RS Columbia. Kalau yang lain-lain itu kan sudah diurus sama polisi," kata Yuli, Jumat (16/11/2018).
Yuli juga mengatakan, meski saat ini kondisi Hovonly Simbolon yang juga alumni Universitas Muslim Nusantara (UMN Al Washliyah Medan) ini sudah ditangani dengan baik oleh pihak rumah sakit.
Namun, kata Yuli, dokter mengatakan bahwa adiknya itu harus tetap memiliki semangat dari dalam dirinya untuk terus berusaha melawan sakitnya sehingga mampu bertahan hidup.
"Kata dokter juga, itu tergantung semangatnya dia juga. Makanya dia jangan stres, dan jangan cemas," terangnya.
Yuli juga turut menceritakan, waktu kejadian nahas itu terjadi, saking kuatnya adiknya itu, meski dalam kondisi terbakar, dia (Ivo) bisa berjalan dan masuk ke mobil.
Adiknya itu, kata Yuli bahkan masih mampu berkomunikasi dengan cara berteriak-teriak untuk mengatakan dimana letak barang-barang milik Ivo seperti laptop, flashdisk dan barang penting lainnya kepada inang (ibu) Pendeta serta teman-teman yang ikut menolongnya saat kejadian itu.
Selain itu, Yuli juga menuturkan bahwa sebelum kejadian itu, adiknya Ivo sebenarnya juga sudah tahu kalau pelaku sedang berada di depan pintu kamar kostnya.
Karena itu, kata Yuli, adiknya itu yang merasa terancam itu pun hanya bisa berusaha dengan menghubungi kakaknya dan teman-teman lainnya.
"Ivo, sebelum dia dibakar itu, dia sudah tahu si Herald itu di depan pintu kamarnya. Dia sudah telepon-telepon kami. Telepon semua kawan-kawannya. Gitu kejadiannya," ungkap Yuli yang merupakan Alumni jurusan Pendidikan Bahasa Inggris Unimed tahun 1999 itu.
Untuk saat ini kata Yuli mereka sedang terus berusaha memberikan perawatan yang terbaik untuk adiknya itu.
Karena itu meski biaya rumah sakit terbilang sangat mahal, mereka akan terus berusaha mengumpulkan dana baik itu secara pribadi, dari keluarga maupun lewat uluran bantuan para dermawan dan teman-temannya.